Park and Ride Ragunan
Parkiran Ragunan Mulai Laris
KOMPAS--Lahan parkir di Kebun Binatang Ragunan kini laris diminati ratusan pengendara mobil dan motor. Mereka saban hari memarkir kendaraannya di KB Ragunan untuk kemudian menggunakan bus Transjakarta. Warga sekitar pun mulai tertarik menjadikan jasa penitipan kendaraan di rumahnya, sebagai bisnis yang menjanjikan.
Saat ini, ratusan mobil dan motor tampak parkir di lahan parkir berkonblok seluas hampir empat hektar. Sebagian tampak mobil-mobil mewah seperti Mercedes dan BMW seri baru. Mobil dan motor itu mulai parkir sejak pukul 06.00 hingga 20.00. Tarif untuk parkir mobil seharian sebesar Rp 5.000 dengan asuransi Rp 500. Sementara, tarif motor Rp 2.800, termasuk asuransi.
Menurut Humas KB Ragunan Marzuki, sejak bus Transjakarta Koridor VI jurusan Ragunan-Dukuh Atas beroperasi, setiap hari sekitar 400 mobil dan 200 motor terparkir di Ragunan. Kapasitas lahan parkir di Ragunan mencapai hingga 2000 mobil. ”Berarti yang terpakai baru 20 persen. Sebelum ada busway, parkiran baru penuh akhir pekan,” kata Marzuki.
Rivelino Eka Putra, salah satu pengguna busway, mengaku sudah tiga bulan terakhir dia memarkir mobilnya di KB Ragunan. ”Dengan busway, perjalanan ke kantor di Kuningan bisa hemat satu jam. Saya bisa lebih santai, enggak stres di jalan, bisa sambil kirim data lewat internet,” tutur Rivelino, yang tinggal di Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Taufan Hidayat, karyawan di salah satu perusahan asing di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat menuturkan hal serupa. Taufan sebelumnya adalah pengendara motor. Sejak busway koridor VI beroperasi di menitipkan motornya di jasa penitipan motor milik warga di Jalan Saco, sekitar 50 meter dari halte busway Ragunan. Di tempat itu, waktu titip bisa lebih malam yaitu hingga pukul 23.00 dengan ongkos Rp 3000. Taufan pun kerap menginapkan motornya saat keluar kota.
”Saya bisa lebih segar sekarang. Enggak perlu berjuang dan maki-maki lagi di jalanan. Bisa baca buku di bus, buka internet,” ujar Taufan, warga Ciganjur, Jakarta Selatan.
Rudi Chandra, warga Cinere Depok, mengatakan, seharusnya seluruh koridor membangun perpakiran yang layak. Sistem tiket pun suatu saat harus dibuat terintegrasi dengan monorail dan Mass Rapid Transit. (SF)
No comments:
Post a Comment