7.7.07

Busway di Curitiba


Untuk mengajak orang keluar dari mobil dan menggunakan bus, anda harus memberi mereka alternatif yang lebih baik. Artinya: kepercayaan, kecepatan, kenyamanan, dan keyakinan bahwa jika ia masuk ke bus setiap hari, hujan atau panas, bus itu akan membawanya ke tujuan dalam jangka waktu yang sama setiap harinya.[Zev Yaroslavsky, anggota perancang sistem BRT Los Angeles]

Sistem transportasi bus di kota Curitiba, Brazil merupakan model dasar yang menjadi acuan berbagai sistem transportasi besar di dunia. Diantaranya TransMilenio, di Bogota, Kolumbia yang disebut-sebut sebagai sistem BRT terbesar dan paling efisien di dunia, tempat TransJakarta berguru.

Evolusi sistem BRT Curitiba diawali sejak 35 tahun lalu, dengan sasaran mendapatkan sistem public transitnya yang cepat, efisien dan terjangkau. Ketika proposal pembangunan subway (kereta bawah tanah) diajukan, biaya yang mencapai Rp 900 milyar per kilometer mendorong mereka mencari alternatif lain. Usulan membangun "subway di atas permukaan tanah" akhirnya disepakati. Biaya per kilometer maksimal hanya Rp. 200 juta.

Sistem BRT Curitiba kini berkembang mencapai 80 kilometer menggunakan busgandeng ganda (bi-articulated bus) yang ekstra panjang, berkapasitas 270 penumpang, dengan headways (interval antar dua bus, waktu tunggu) dua menit. Total biaya mencapai Rp. 450 milyar, separuh dari biaya 1 kilomenter subway.

Kecepatan keluar-masuk penumpang diatur dengan penjualan tiket di halte. Desain halte Curitiba berbentuk silinder transparan, dilengkapi perlindungan atas perubahan cuaca, lift untuk kursi roda, pintu dibuka otomatis menggulung ke atas. Jarak antar halte minimal setengah kilometer. Pintu bus lebih lebar dari biasanya, saat terbuka ada lantai tambahan yang keluar menempel ke halte. Bus hanya berhenti sekitar 15-20 detik. Harga tiket sekitar Rp. 3.600 (40 sen dollar) tanpa ada batasan transfer antar koridor di halte transit.


Tulang punggung busway di Curitiba dipencar dalam lima arteri. Sistemnya didesain untuk mengakomodir karakteristik urban yang telah terbentuk. Jalan raya di samping setiap busway diperuntukkan untuk lalulintas biasa, dengan kecepatan rendah. Paralel dengan busway, terpisah satu blok, disediakan jalan satu arah sebagai jalur cepat kendaraan pribadi.

Zona kota ditata ulang. Bangunan pencakar langit untuk perkantoran dan perumahan ditetapkan berada di sepanjang lima koridor itu. Ini berhasil mendorong pertumbuhan kota yang tidak bertumpuk di pusat. Untuk bangunan medium, berlantai 4 hingga 6, boleh dibangun di zona yang terpisah 3 hingga 4 blok jauhnya dari koridor-koridor busway. Lebih jauh dari itu, hanya boleh dibangun perumahan biasa hingga berlantai tiga.

Secara umum sistemnya berjalan lancar sesuai rencana: transit dan density penumpang beriring bersama, terpusatkan dan menghubungkan ribuan perumahan dan tempat kerja, satu sama lain saling menunjang secara efisien. Sekitar 70% dari 2 juta penduduknya menggunakan BRT, sehingga kemacetan lalulintas dan polusi udara sangat rendah.


Backbone koridor busway ini dihubungkan dengan jaringan bus lain, tiketnya dibeli di atas bus, seperti: Alimentadoras bus kota biasa berwarna kuning sebagai feeder dari terminal ke BRT. Troncias, minibus berwarna putih, beroperasi di perumahan-perumahan di pusat kota. Ligeirinhos, bus ekspres berwarna abu, penghubung antar tempat-tempat yang memiliki konsentrasi penumpang tinggi, hanya berhenti di halte tertentu. Linha Turismo, bus berwarnawarni yang setiap 2 setengah jam berkeliling ke 25 tempat kunjungan wisata seperti museum, taman, pusat-pusat urban dan rekreasi. Selain itu, ada juga bus khusus yang menghubungkan antar rumahsakit, bus khusus untuk pelajar penyandang cacat, dan bus antarkota.

Kini setiap orang bisa menuju kemana saja di Curitiba dalam waktu yang singkat. Bagi golongan menengah-ke-atas cukup nyaman, bagi golongan kurang mampu —di Curitiba cukup banyak pendatang dari desa-desa sekitar yang kurang berkembang— sangat berarti untuk mengakses pekerjaan dan menjalani kehidupan sehari-harinya.[sumber urbanhabitat.org, www.reason.org, www.lightrailnow.org Foto:wikipedia]

No comments: