14.8.07

Parkir Massal

Parkir Massal Dibangun
Pengendara dari Tangerang agar Beralih ke Bus Transjakarta

KOMPAS - Tempat parkir massal bagi pengendara kendaraan pribadi yang ingin beralih ke bus transjakarta (park and ride) dibangun di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Para pengendara kendaraan pribadi dari Jakarta Barat dan Tangerang diharapkan berganti ke bus transjakarta agar kemacetan berkurang.
Pembangunan tempat parkir massal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Senin (13/8) di Jakarta Barat.

Tempat parkir massal itu dibangun pada lahan seluas 3.820 meter persegi dan mampu menampung 122 mobil, 36 sepeda motor, dan 20 sepeda. Mobil mendapat porsi lebih besar karena menjadi target utama perubahan penggunaan moda angkutan.

Menurut Sutiyoso, dengan tempat parkir itu, pengendara kendaraan pribadi dapat beralih moda angkutan dengan nyaman. Tempat parkir akan dijaga agar aman sehingga pemilik kendaraan tidak perlu waswas.
Jika jumlah pengendara yang ingin pindah meningkat, ujarnya, tempat parkir itu akan dibangun vertikal sehingga daya tampungnya bertambah. Tempat parkir itu menjadi solusi bagi pengendara yang rumahnya tidak dilintasi kendaraan umum, tetapi ingin menggunakan bus transjakarta.

Tempat parkir itu juga dilengkapi dengan area istirahat. Area istirahat itu menyediakan 10 tempat makan, ATM, minimarket, dan toilet umum. Tempat istirahat sudah tersedia dan tempat parkir massal akan selesai dibangun pada November 2007.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurahman mengatakan, sistem pembayaran di tempat parkir itu akan menggunakan kartu cerdas yang dapat juga digunakan untuk pembayaran bus transjakarta. Kartu cerdas itu saat ini baru disediakan oleh Bank DKI dengan nama Jakcard.
Sampai akhir 2007, tempat parkir massal, kata Nurahman, juga akan dibangun di Terminal Kampung Rambutan dan Ragunan. Pada 2008, pembangunan park and ride juga akan dibangun di Terminal Pulo Gadung.
"Pemerintah juga ingin membangun di Blok M dan Harmoni, tetapi tidak ada lahan yang tersedia," kata Nurahman.

Tarif bus transjakarta

Sementara itu, Sutiyoso meminta agar DPRD segera menyetujui kenaikan tarif bus transjakarta dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000. Kenaikan diperlukan karena jumlah bus meningkat dan subsidi Rp 203 miliar pada tahun 2007 tidak lagi memadai.
Namun, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dari Universitas Trisakti, F Trisbiantara, justru meminta usulan kenaikan itu ditunda. Selama ini, rencana monitor dan evaluasi kinerja keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta tidak pernah dilaksanakan.
"DTKJ tidak pernah mendapatkan data detail pemasukan dan pengeluaran BLU Transjakarta sehingga tidak dapat diukur kerugiannya," kata Trisbiantara.

Pakar transportasi dari Universitas Indonesia, Prof Dr Ir Sutanto Soehodo MEng, yang ditemui Kompas kemarin, mengatakan, pemerintah kota dan pemerintah provinsi di daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi, harus membangun sistem transportasi terpadu dan terintegrasi dengan Jakarta. Selama transportasi dibangun parsial, itu tak akan mampu memecahkan solusi transportasi di Jabodetabek.

"Misalnya busway. Seharusnya busway di Pasar Minggu dilanjutkan hingga ke Depok. Saya yakin busway akan menjadi primadona warga Depok jika jalurnya diteruskan lewat UI dan Jalan Margonda," kata Sutanto. (ECA/KSP)

No comments: