Sterilisasi belum maksimal
Upaya aparat DKI Jakarta mensterilisasi koridor busway dari kendaraan selain bus Transjakarta tak maksimal. Hingga Senin, misalnya, masih ada jalur busway yang tetap diserobot pengendara sepeda motor, mobil pribadi, dan bus kota.
Koridor III, antara Kalideres dan Harmoni, termasuk salah satu jalur busway yang paling sering diserobot. Misalnya, sejak di persimpangan Tomang ke arah Grogol, hingga depan Universitas Tarumanegara atau sebaliknya dari Grogol ke Tomang. Penyerobotan juga terlihat di ruas Jalan Daan Mogot serta Jalan Pangkal Pinang, masing-masing di kedua arahnya.
Di Koridor II, antara Pulo Gading dan Harmoni, penyerobotan terlihat di Jalan Suprapto, Tanah Tinggi. Di kawasan Senen, menuju RS Gatot Soebroto hingga Gereja Katedral. Pada Senin kemarin, dua bus yang hendak melaju di Jalan Suprapto sekitar pukul 14.00 terhambat di Tanah Tinggi. Pada umumnya ruas yang diserobot tidak dijaga petugas.
Padahal, pada awal Maret lalu Kepala Subdinas Pengendalian Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta Riza Hashim menegaskan, pihaknya tidak akan memberi toleransi pada kendaraan lain yang masuk ke busway, sekalipun terjadi stagnasi di jalur reguler. Untuk kelancaran arus lalu lintas di busway disiagakan 616 petugas di tujuh koridor yang sudah dilalui bus transjakarta.
”Kami akan konsisten menerapkannya. Semacet apa pun jalan umum, koridor busway takkan dibuka untuk dilalui kendaraan lain. Koridor busway untuk bus transjakarta,” kata Riza Hashim saat itu (Kompas, 6/3).
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, upaya sterilisasi busway dari kendaraan lain sudah dilakukan sejak awal Maret. ”Penertiban sudah dilakukan oleh dinas perhubungan bersama aparat lain dari kepolisian, Tramtib, dan bahkan polisi militer,” kata Pristono menjelaskan.
Menurut dia, jika hingga saat ini masih ada koridor yang diserobot kendaraan umum, itu tidak bisa dihindari karena proses penyadaran masyarakat sedang berjalan. Namun, efektivitasnya sudah mulai terlihat, antara lain terjadi di Koridor VI (Ragunan-Halimun/Dukuh Atas).
”Jumlah pengguna kendaraan pribadi yang pindah ke bus transjakarta meningkat 400-500 orang per hari,” kata Pristono.
Keterangan itu juga dibenarkan Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Darmaningtyas yang dihubungi secara terpisah. Dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, setiap hari ada 288 mobil pribadi dan 210 sepeda motor diparkir di Ragunan dan pengendaranya beralih ke bus transjakarta. Sebelum strerilisasi, hanya ada tidak sampai 200 kendaraan pribadi yang diparkir setiap harinya.
Riza Hashim juga menambahkan, sudah ada 113 kendaraan lain yang ditilang karena menyerobot busway, 2-4 April ini. ”Kendaraan yang paling banyak masuk jalur bus transjakarta adalah sepeda motor,” kata Riza.
Dia juga menambahkan, ”Kendaraan pribadi ditilang polisi dan angkutan umum ditindak aparat Dishub. Kami menyita dokumen seperti buku kir, buku trayek, atau izin usaha.” (dari Kompas)
5 comments:
oke deh...makasih...
www.cherishinn.blogspot.com
aku teringin nak naik bus itu
malaysia seo
aku pun teringin nak naik bus tu
malaysia web design
naik bas bukan best pun
malaysia web design
nailk bas la best ada driver
malaysia web design
Post a Comment