Setiap Hari, 12 Bus TransJakarta Rusak
SINAR HARAPAN - Setiap hari sekitar 12 bus TransJakarta yang melintasi jalur Blok M- Kota rusak, meliputi 10 bus merek Daewoo dan dua bus Mercedes Benz. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jumlah bus yang dioperasikan berkurang.
Hal itu dikemukakan Rene Nunumete, Manajer Pengendalian Bantuan Layanan Umum (BLU) TransJakarta kepada SH, baru-baru ini, di Balai Kota ketika dikonfirmasi mengenai pelayanan busway yang masih memprihatinkan karena lama penumpang harus menunggu bus di halte.
Menurut Rene, setiap hari sekitar 10 bus dari 114 bus merek Daewoo yang dioperasikan mengalami kerusakan. Akibatnya, bus-bus tersebut tidak dioperasikan karena harus menunggu perbaikan dan ini tentu berdampak pada pelayanan. Kerusakan bus Daewoo ini, biasanya pada bagian AC, pintu dan mesin.
Kerusakan bus juga terjadi pada bus Mercedes Benz yang dioperasikan di sepanjang jalur Blok M-Kota. Setiap hari rata-rata dua bus yang rusak. Hanya saja, kerusakan bus merek Mercedez pada umumnya kecil karena hanya berupa goresan.
Sisi lain yang menyebabkan penumpang harus berlama-lama menunggu bus, juga karena bus harus mengisi bahan bakar. Untuk mengisi bahan bakar dua kali sehari, memerlukan waktu dua jam. Sejam diperlukan untuk pergi mengisi gas dan sejam lagi untuk perjalanan pulang.
Ketika ditanya bagaimana dengan pembatasan atau pengurangan bus dalam upaya menghemat biaya karena kalau semua dioperasikan maka biaya sangat tinggi, Rene mengakui sampai saat ini masih ada pengurangan atau pembatasan pengoperasian bus. Hanya saja, jumlahnya sangat kecil dan itu pun terkait dengan sepinya penumpang pada saat tertentu.
Dia mengatakan, untuk koridor I dan III masih ada pengurangan bus saat-saat sepi penumpang. Pengurangan bus ini sifatnya sangat kondisional. Artinya, kalau sepi baru ditarik busnya. Saat ini, sebanyak 82 bus dioperasikan di koridor I dan 47 bus di koridor III.
Sementara itu, koridor II Pulo Gadung-Harmoni, dari 47 bus tidak ada pengurangan. Alasannya, sepanjang jalur ini banyak penumpang sehingga tidak dikurangi. Koridor VII sebanyak dua bus dikurangi dari 30 bus yang dioperasikan dan koridor V, sebanyak dua unit dikurangi dari 34 bus yang dioperasikan.
Koridor VI sebanyak 31 unit dan koridor IV sebanyak 30 unit yang dioperasikan, tidak ada pengurangan bus karena padat penumpang di jalur-jalur ini.
Mengenai bus kosong yang terus melaju melewati halte-halte yang banyak penumpang sedang menunggu bus, Rene mengatakan, itu bukan suatu kesengajaan untuk tidak mengangkut penumpang. Bus itu tidak berhenti di halte karena harus segera pulang mengisi gas.
Sementara itu, rencana kenaikan tarif busway sampai sekarang belum ada keputusan. Bahkan, Gubernur Jakarta Sutiyoso mengatakan, masalah kenaikan tarif sebaiknya ditanyakan ke DPRD Jakarta. Alasannya, dia sudah memberikan tiga alternatif kenaikan tarif, Rp 5.000, Rp 5.500 dan Rp 6.000. Hingga kini DPRD Jakarta belum menyetujui kenaikan tarif busway. (andreas piatu)
No comments:
Post a Comment