6.8.07

Pelayanan Buruk Busway

KOMPAS | Sebelumnya saya salut kepada Gubernur DKI Sutiyoso atas program transportasi busway untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Sayang, saat ini pelayanan dari pengelolaan bus transjakarta terlihat buruk. Jadi perlu ada evaluasi terhadap kinerja manajemen bus transjakarta.

Hal-hal yang perlu diperbaiki, antara lain, adalah kualitas pelayanan karyawan yang sangat rendah dan sering bersikap kasar terhadap penumpang, kualitas halte, dan jembatan penyeberangan yang sangat kotor. Sampah juga mengotori sepanjang jembatan dan area sekitar jembatan. Juga ada lantai jembatan yang tak berpelat baja dan banyak atap penyeberangan yang hilang, seperti di jembatan halte Cempaka Timur, Jakarta Pusat. Jembatan halte itu seolah tidak terurus. Lintasan jalan banyak yang tidak terurus dan kotor, bahkan ada rumput-rumput liar yang tumbuh di trotoar, seperti di depan Universitas Atma Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan.

Selain itu, banyak halte yang tidak terurus atau kurang terawat, seperti halte Harmoni, Jakarta Pusat, yang kotor dan banyak jaring laba-laba. Halte Pecenongan, Jakarta Pusat, tanpa lampu dan hanya diterangi lilin. Saat saya tanya, sudah lima hari tanpa penerangan lampu dan AC untuk loket. Juga genset yang ada tak berfungsi karena tidak ada solar, ini sangat memalukan.

Di samping itu, penumpukan penumpang di setiap halte transfer perlu dipikirkan pengaturan bus yang jelas, terarah, dan tepat waktu. Perlu pula dipikirkan pengaturan kendaraan bus di setiap halte transfer dan bus jangan menumpuk di pool atau disesuaikan kebutuhan jumlah penumpang di setiap halte.

Tidak perlu ada alasan-alasan di belakangnya, yang perlu diutamakan adalah pelayanan publik, mengurangi kemacetan, dan target penumpang terpenuhi. Untuk karyawan, perlu ada pengaturan karyawan di halte, bus, dan pool yang lebih terarah karena terlihat mereka sering bergerombol dan mengobrol, bercanda tanpa ada arah dan kerja yang jelas. Ini sangat berpengaruh terhadap iklim dan suasana kerja yang tidak profesional dan kondusif.

Perlu juga diatur pengisian bahan bakar pada jam-jam sibuk (rush hour) karena saya pernah menunggu di halte transfer yang dipadati penumpang, tetapi bus kosong lewat begitu saja, bahkan sampai dua-tiga bus kosong, dengan alasan akan mengisi bahan bakar.

JAMHUR
Jalan Tambak,
Menteng, Jakarta

No comments: