17.7.07

Sistem Tarif Busway Sebaiknya 'Multi Trip'

JAKARTA--MIOL: Multi trip merupakan alteratif terbaik dalam penerapan sistem tarif penumpang busway.

Besaran tarif sesuai jarak perlu diberlakukan untuk meningkatkan penerimaan, sehingga kenaikan subsidi dan tarif dapat ditekan.

Ketua Komisi D DPRD DKI Sayogo Hendrosubroto menyatakan hal itu di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (17/7), menanggapi rencana Pemprov DKI menaikkan tarif busway (bus Transjakarta) [source]

Belum ada kepastian kapan mulai diberlakukan. Gubernur Sutiyoso masih menunggu hasil kerja tim monitoring di lapangan selama dua pekan. Tim independen itu baru dibentuk.

"Kami (Dewan-Red) menyarankan kepada pemprov agar tarif busway ke depan tidak lagi sistem jauh dekat sama Rp3.500. Kita ingin tarif bus Transjakarta ditetapkan sesuai jarak jauh dekat turun penumpang," ujar Sayogo.

Anggota DPRD DKI dari F-PDI Perjuangan tersebut menambahkan penyamaan tarif untuk jarak jauh dan dekat menyebabkan banyak penumpang membayar ongkos sekali saja walau transit untuk perjalanan jauh.

Dengan sistem tarif jauh dekat sama, lanjut Sayogo, dampaknya selain mengurangi penerimaan, tarif tunggal itu juga mematikan angkutan umum lain akibat tidak mendapat penumpang," kata Sayogo.

Saran anggota DPRD DKI dua periode itu juga pernah disampaikan Ketua Organda DKI Herry JC Rotty. Menurut Herry, terdapat 40.000 penumpang lintas koridor yang menikmati perjalanan dengan sekali bayar.

Jika diberlakukan tarif multi trip, penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta akan meningkat dan subsidi bisa ditekan.

Sebelumnya, Pemprov DKI berencana menaikkan tarif dan subsidi bus Transjakarta. Kenaikan itu diperlukan agar pelayanan busway dapat ditingkatkan.

Namun, Ketua DPRD DKI Ade Surapriatna menegaskan,pihaknya pasti menolak kenaikan tarif busway.

"Kalau subsidi tarif dari APBD DKI melalui BLU Transjakarta, kita setuju." (Media Indonesia, 17/7).

Sayogo mengatakan, DPRD tidak akan menyetujui kenaikan tarif atau subsidi jika belum melewati proses evaluasi dan monitoring untuk penerimaan, pengeluaran, dan pelayanan bus Transjakarta.

Perhitungan komponen biaya operasional maupun kebutuhan gaji karyawan bus Transjakarta dan BLU Transjakarta tidak dapat dilakukan di atas kertas, tapi harus melalui penelitian mendalam.

Sutiyoso mengatakan, guna mengurangi subsidi dari APBD untuk BLU Transjakarta, wajar bila tarif busway dinaikkan tapi besarnya yang wajar, tidak terlalu memberatkan penumpang.

"Makanya kita lihat dulu bagaimana hasil tim monitoring busway dalam dua minggu ini sebagai bahan pertimbangan guna menetapkan tarif baru," ujar Sutiyoso. (Ssr/OL-03)

No comments: