8.4.07

Busway Surabaya

Anggaran Busway Direvisi Jadi Rp 130 Miliar, Ditarget Mulai 2008

INDOPOS - Impian pemkot untuk merealisasikan proyek bus rapid transit (BRT) atau yang lebih dikenal dengan busway kembali dikonkretkan. Ditargetkan, pada 2008 proyek tersebut sudah bisa dimulai.

Hal itu merupakan hasil pembicaraan pemkot dengan Dirjen Perhubungan Darat Dephub belum lama ini. "Masalah dana juga sudah kami hitung, termasuk dari mana sumber dananya," jelas Kepala Dishub Surabaya Bambang Suprihadi kepada Jawa Pos kemarin.

Rencana semula, pemerintah mengestimasikan proyek BRT menelan dana sekitar Rp 240 miliar. Tapi, setelah dihitung ulang, angkanya berkurang, sehingga tinggal Rp 130 miliar. Pengurangan tersebut dilakukan setelah beberapa pos dipangkas.

"Misalnya, anggaran untuk depo bus. DAMRI sudah memiliki depo itu, tidak perlu bikin yang baru," ungkap pejabat asli Kudus tersebut.

Selain itu, pendanaan konstruksi juga direvisi. Rencananya, masalah tersebut ditanggung bersama oleh pemerintah pusat, pemprov, dan pemkot. "Persentasenya masih belum dibicarakan lebih lanjut. Tapi, yang jelas ditanggung bersama," katanya.

Bambang menambahkan, Wali Kota Bambang D.H. menargetkan, pada 2008, pengerjaan konstruksi BRT sudah bisa dimulai. Dengan demikian, setidaknya pada 2009-2010 BRT sudah bisa terwujud.

Saat ini, BRT sudah masuk tahap pra-DED (detail engineering design). "Jika tahap tersebut tuntas, langsung masuk tahap DED dan pekerjaan konstruksi," jelasnya.

Pra-DED merupakan tindak lanjut hasil feasibility study (FS/studi kelayakan, Red) yang menyebutkan bahwa busway layak dioperasikan di Surabaya. Ada beberapa hal yang dikaji dalam tahap pra-DED. Di antaranya, posisi jalur busway di tiap jalan yang dilewati, survei geometris jalan, serta penataan shelter-shelter.

Menurut Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Agus Haris, berdasar kajian yang dilakukan, kawasan Jalan A. Yani sudah tidak bermasalah. "Tinggal menata jalur di sekitar Bundaran Waru. Selebihnya sudah oke," tegasnya.

Seperti direncanakan, desain jalur busway tahap pertama (utara-selatan) telah dibuat. Rencananya, jalur itu melewati Bundaran Waru hingga Jembatan Merah. Jalur busway tahap pertama sepanjang 18 km dengan 27 halte, masing-masing halte berjarak 600 meter hingga 1.100 meter.

Agus mengaku bahwa proyek tersebut bisa memicu polemik. Misalnya, ketika memulai pekerjaan konstruksi, arus lalu lintas bisa terganggu. Namun, polemik tersebut akan berakhir ketika manfaatnya mulai dirasakan masyarakat. "Di Jakarta dulu juga begitu. Banyak protes. Tapi, setelah beroperasi, manfaat busway sudah dirasakan. Terbukti lebih efektif dan efisien," ungkapnya. (ris)

1 comment:

Anonymous said...

Saya salah satu siswa di Surabaya yang sangat tertarik dengan penataan kota di Surabaya, setuju dengan rencana pengadaan busway. Namun yang saya tanyakan apakah busway itu cocok dengan kondisi-kondisi yang ada di Surabaya? Seperti Jalan, tempat umum ataupun dengan sopir Angkutan Umum.
Bagaimana dengan rencana pemkot yang mengganti busway menjadi busline? Tidakkah kedua sistem tersebut berbeda 180 derajat?
Terima Kasih