15.12.03

Bus-way Dinilai Bukan Solusi Jalur Padat

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bus-way dianggap bukan solusi yang tepat untuk koridor penting seperti Jalan Sudirman dan Thamrin. Proyek itu hanyalah solusi jangka pendek. Demikian dikatakan Iskandar Abubakar, Direktur Jenderal Hubungan Darat Departemen Perhubungan (Dephub). "Koridor itu penting, memiliki demand tinggi. Sekarang saja kapasitas tampungnya sudah jenuh. Bus-way bukan solusinya," kata Iskandar, di Jakarta, Senin (15/12).

Menurut Iskandar, Pemerintah Daerah DKI Jakarta terlalu berani memasukkan bus-way yang direncanakan beroperasi 15 Januari 2004 itu, ke koridor penting dengan hanya menyediakan satu jalur. "Ini solusi intermedier, tidak memberikan jawaban," kata Iskandar. Tapi, katanya, jika bus-way membentuk jaringan, termasuk penyediaan feeder services, angkutan penumpang yang baik, kondisi pasti akan membaik.

Selain itu, kata Iskandar, persoalan mengubah kebiasaan masyarakat untuk beralih ke angkutan umum, juga tidak mudah diselesaikan. "Segmentasi akan terbentuk, karena mereka yang berpendapatan tinggi tidak akan melepas kendaraan pribadinya. Masyarakat kelas menengah yang beralih pun tidak akan mencukupi kapasitas bus-way. Perlu jaringan yang lebih luas lagi," katanya.

Sementara, usulan Pemda DKI Jakarta untuk penerapan traffic demand management, yaitu memperluas daerah dan memperpanjang waktu pelaksanaan three in one, serta pembatasan kendaraan dengan nomor polisi tertentu, dianggap akan menimbulkan persoalan baru. Untuk itu, kata Iskandar, solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan dan angkutan publik di Jakarta adalah Mass Rapid Transportation, kereta bawah tanah. "Rencana lama ini hanya terbentur pada investasi," katanya.

Listi Fitria - Tempo News Room

No comments: