Banjir meluas, Jakarta lumpuh
PUSAT KOTA TERENDAM: Pusat bisnis dan perkantoran di Jl Jenderal Sudirman kemarin tidak dapat dilalui kendaraan. [foto: detikfoto]
- Jaringan Telkom Terganggu
- 120 Jadwal KA Batal
- 42 Ribu Orang Mengungsi
JAKARTA - Banjir besar di Jakarta lima tahun lalu terulang. Sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya kemarin terendam banjir setelah dua hari berturut-turut diguyur hujan. Jalan-jalan protokol pun lumpuh total. Akibatnya, aktivitas warga ibu kota negara itu juga tidak bisa berjalan normal.
Jalan Sudirman yang merupakan akses poros Jakarta lumpuh total. Ini akibat banjir yang menggenangi kawasan Semanggi. Tepatnya di Kampus Universitas Atmajaya hingga Bendungan Hilir. Kedalaman air di Jalan Sudirman 0,5 meter. Ini membuat kendaraan dari Jl Gatot Subroto maupun Thamrin terjebak kemacetan. Kemacetan terjadi sejak pukul 07.00 hingga sekitar pukul 18.00 kemarin.
Bus way koridor I yang melintas di Jalan Sudirman juga tidak bisa beroperasi. Karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebut tidak bisa mencapai lokasi kantornya.
Banjir di kawasan Bendungan Hilir juga tidak kalah parah. Di daerah tersebut, kedalaman air sampai 1 meter, mulai ujung Jalan Bendungan Hilir yang berimpitan dengan Jalan Sudirman hingga sepanjang 500 meter. Rumah-rumah warga di sekitar Bendungan Hilir juga terendam. Listrik di kawasan tersebut padam. Pada 2002, banjir di kawasan ini lebih parah.
Kawasan parah lainnya adalah Petamburan. Di kawasan tersebut, kedalaman air sampai 2,5 meter. Pada sejumlah rumah, hanya terlihat genting dan antena TV. Begitu juga di kawasan Kampung Melayu, Daan Mogot, Cililitan, dan Bukit Duri.
Air bah juga menyerang kawasan elite. Misalnya, Perumahan Pulomas, Pondok Indah, maupun Bintaro. Begitu juga kawasan Widya Chandra, kompleks perumahan para menteri.
Beberapa rumah sakit di Jakarta banjir. Salah satunya Rumah Sakit Sumber Waras di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Grogol. Awalnya, banjir di RS tersebut hanya sebatas mata kaki. Namun, semakin siang, air terus naik hingga setinggi lutut orang dewasa. "Sebagian pasien sudah kami ungsikan ke RS lain," kata seorang petugas di RS tersebut.
Selain jalan protokol, jalan tol juga menjadi sasaran banjir. Di tol Cawang, sejumlah kendaraan terjebak di genangan air. Kemacetan semakin parah karena banyak kendaraan yang mogok saat melewati air.
Lalu lintas di tol tengah kota antara Cawang-Grogol juga macet. Hingga tadi malam pukul 20.00, arus lalu lintas di kawasan itu belum lancar. Polisi juga mengalihkan kendaraan yang akan menuju Bandara Soekarno Hatta melalui Tangerang.
Di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, banjir juga memutuskan ruas tol jurusan Jakarta-Merak. Akibatnya, lalu lintas di kedua jalur tol itu macet total. Yang lebih parah, tol dua jalur yang seharusnya terbagi dua arah itu malah menjadi satu arah.
Banjir tersebut terjadi di sepanjang Jalan Perjuangan, depan Studio RCTI, dan meluber hingga ke ruas tol Jakarta-Merak. Sejak pagi, arus kendaraan di jalur tersebut tersendat, sedangkan dari arah sebaliknya lancar.
Keadaan semakin parah saat memasuki pukul 14.00. Kemacetan sudah melanda di dua arah tol terebut. Kendaraan yang masuk dari pintu tol Tomang menyerobot ke jalur kanan karena kendaraan di jalur Merak-Jakarta itu samasekali tidak bergerak. Kendaraan di jalur Merak-Jakarta itu bertemu satu titik di depan RS Graha Medika, Kebon Jeruk. Banyak pengendara mobil yang keluar dari kendaraan. Sebagian lagi memilih tidur di dalam mobil.
Berdasar data dari Satkorlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi DKI Jakarta, terdapat 42.014 penduduk dari 5 wilayah DKI mengungsi. Pengungsi terbanyak berasal dari daerah Jatinegara, Jakarta Timur, yakni 13.780 orang.
Satkorlak juga telah mengerahkan 284 perahu karet, 4 unit helikopter, dan 713 kendaraan roda empat. "Ada 242 dapur umum dan 264 pompa air di 52 lokasi," kata petugas Satkorlak Ahmad Musa. Selain itu, untuk keperluan kesehatan, Satkorlak menerjunkan 586 dokter serta menyiagakan 240 ambulans dan 324 puskesmas.
Fasilitas Umum Terganggu
Banjir yang melanda ibu kota tidak hanya mengakibatkan kondisi perkantoran sepi karena sedikitnya karyawan yang masuk. Tapi, banjir juga mengakibatkan jaringan telekomunikasi terganggu.
PT Telkom Tbk yang merupakan operator dengan jumlah pelanggan terbesar di Indonesia mengalami gangguan pada semua jenis layanannya. Setidaknya, 70 ribu satuan sambungan telepon (SST) di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, mengalami gangguan.
"Itu karena Sentral Telepon Otomat (STO) Semanggi II dengan kapasitas 70 ribu SST yang terletak di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta, saat ini dalam keadaan terganggu akibat matinya catuan listrik," kata Public and Marketing Communication PT Telkom Muhammad Awaluddin kemarin. Dia menambahkan, tidak terjadi perhubungan putus (perpu) sentral, tetapi STO sementara waktu beroperasi hanya dengan mengandalkan catuan genset yang diperkirakan hanya bertahan 6-8 jam. "Gangguan catu daya terjadi akibat banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Jakarta," tambahnya.
Gangguan tidak hanya terbatas pada layanan telepon tetap, tapi juga dirasakan pada layanan telepon tetap nirkabel Telkom Flexi dan layanan data berbasis Internet Protocol (IP) Telkom. Bahkan, layanan Internet Broadband Telkom Speedy juga mengalami gangguan parah.
Sementara itu, 209 BTS (base transceiver station) dari sekitar 3.300 BTS Telkomsel di kawasan Jakarta juga tidak berfungsi maksimal akibat putusnya jaringan listrik dan terendamnya BTS tersebut. Hal itu membuat koneksi telekomunikasi pelanggan Telkomsel mengalami gangguan.
"Jika banjir terus berlangsung, BTS akan terendam. Gangguan jaringan tidak bisa dihindari," tegas VP Marketing and CRM Telkomsel Henri Mulya Sjam kepada Jawa Pos kemarin. "Kalau masalahnya hanya putusnya listrik, kami masih bisa mengatasinya."
Henri belum bisa memastikan jumlah kerugian maupun lamanya proses pemulihan. Namun, dia memastikan bahwa jaringan Telkomsel akan dipulihkan secepat mungkin.
PT Indosat Tbk juga melaporkan, sejumlah BTS di kawasan Jakarta Selatan dan Pusat mengalami gangguan. Sekitar enam persen dari kurang lebih 1.000 BTS di Jabotabek kehabisan catuan listrik sehingga memaksa mereka untuk mengerahkan genset. PT Excelcommindo Pratama Tbk. (XL) juga terpaksa mematikan 1 BTS di Bekasi, Jawa Barat, dan 1 BTS di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, karena air sudah memasuki shelter tempat power listrik. Sejumlah BTS juga terpaksa menggunakan alternatif tenaga listrik yang berasal dari baterai dengan masa pakai sekitar 4 jam.
Terendamnya pusat data Telkom juga membuat situs-situs yang berada di server Telkom tidak berfungsi. Termasuk situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, www.presidensby.info.
Fasilitas umum lain yang terganggu adalah sarana kereta api. Sekitar 120 jadwal perjalanan kereta api dibatalkan. Hanya kereta tujuan Bogor yang dijalankan. "Yang lain dibatalkan," ujar Kahumas PT KA Daops I Jakarta Akhmad Sujadi.
Banjir memang merendam rel kereta api. Tercatat mulai Stasiun Tanah Abang-Serpong, dan sebaliknya, rel kereta api terendam banjir sekitar 1 meter. Stasiun Tanah Abang pun banjir dengan ketinggian air sekitar 50 cm. Akibatnya, tidak ada satu pun kereta api yang bisa lewat.
Fasilitas lain yang terganggu adalah busway. Transportasi andalan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso itu juga nyaris lumpuh. Di antara tujuh koridor yang ada, hanya tiga yang beroperasi. "Koridor I, V, dan VII terus beroperasi," kata Kepala Pengendalian Operasional Busway Rene N.
Koridor I melayani rute Blok M-Kota, koridor V untuk Kampung Melayu-Ancol, dan koridor VII Kampung Rambutan-Kampung Melayu. Sedangkan bus di koridor II, III, IV, dan VI lumpuh karena genangan air memenuhi ruas jalur busway. Contohnya di Pademangan, jalur busway itu digenangi air satu meter. Tidak hanya dipenuhi genangan air, aktivitas busway juga terganggu banyaknya kendaraan pribadi yang melintas di jalur khusus tersebut.
Kondisi banjir di Jakarta juga mengganggu jalur distribusi BBM (bahan bakar minyak). PT Pertamina (persero) harus melakukan berbagai langkah antisipasi. Kepala Divisi Komunikasi PT Pertamina (persero) Toharso mengemukakan, pihaknya memastikan bahwa kondisi depot-depot yang dimiliki Pertamina dalam status aman. Namun, dia mengakui bahwa terdapat gangguan distribusi di beberapa daerah. "Plumpang aman. Cuma, truk kalau keluar baliknya telat. Karena banjir, ada daerah-daerah yang macet," jelasnya di Jakarta kemarin.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pertamina akan mengalihkan 15 persen beban Plumpang ke depot Cikampek jika depot Plumpang banjir. "Pengalihan tersebut untuk suplai di daerah Bekasi, Karawang, dan Purwakarta," tegasnya.
Dari pantauan Jawa Pos, tidak terlihat antrean kendaraan di beberapa SPBU untuk mendapatkan BBM. Namun, banyak SPBU digunakan sebagai tempat singgah pengendara bermotor dan parkir mobil untuk menghindari banjir.
Pada kesempatan tersebut, Toharso juga mengemukakan bahwa stok BBM hingga kini masih aman. "Stok Pertamina hari ini cukup untuk 24 hari ke depan. Minyak tanah 27 hari, solar 26 hari, dan premium 20 hari," katanya.
Masih Berlanjut
Meski tidak merata sampai 5 Februari nanti, curah hujan tinggi yang berpotensi mengakibatkan banjir berpeluang melanda Jabodetabek. Namun, bukan berarti banjir akan usai setelah hari itu. Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sri Woro Budijati Harijono, jika serapan tanah di suatu daerah buruk, banjir bisa terjadi.
"Kalau memang serapan air di suatu daerah jelek, keguyur hujan sedikit bisa saja banjir," ungkapnya kepada Jawa Pos tadi malam. Masyarakat Jakarta harus siap menerima guyuran hujan deras, terutama pada malam.
Ternyata tidak hanya DKI Jakarta yang berpotensi banjir. Menurut Woro -panggilan kepala BMG itu-, curah hujan tinggi juga akan melanda beberapa daerah di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, dan beberapa daerah di Kalimantan. Dengan potensi tersebut, Kepala BMG itu menyarankan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir.
Potensi banjir itu, diakui oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup (Men LH) Rachmat Witoelar, adalah akibat efek rumah kaca. "Kalau hujan, biang keladinya efek rumah kaca. Tapi, kalau banjir, penyebabnya ya sampah," bebernya ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki kemarin.
Tanpa takut, dia menegaskan, saat ini faktor penyebab banjir yang paling besar adalah hilangnya daerah resapan air. Menurut dia, banyaknya mal yang muncul belakangan ini, contohnya di Jakarta, telah menghilangkan daerah resapan air. "Orang bikin mal di tempat resapan air, pengusaha dapat profit, rakyat dapat banjir," kritiknya. (tom/ein/nue/aan/rdl/art/dil/dni/aak) indopos
No comments:
Post a Comment