31.7.07

Busway Solo

Tahun Ini, Studi Busway Dimulai

INDOPOS - Pulang dari studi banding ke Jakarta dan Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo makin memantapkan niatnya menambah moda transportasi massal berupa busway. Sasarannya, untuk menekan pertumbuhan sepeda motor dan mobil pribadi. yang tiap tahunnya mencapai 7 persen.

Namun, pemkot menjamin, penambahan moda transportasi ini tidak akan mempengaruhi bisnis transportasi yang telah ada. Logikanya, peningkatan pelayanan transportasi kepada masyarakat akan membuat niat pengguna jalan di Solo untuk membeli kendaraan pribadi bisa ditekan.

"Kami pastikan, kehadiran transportasi baru ini tidak akan menyaingi armada bus yang sudah ada. Sebab, memang sistemnya berbeda," kata Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan dan Jalan (DLLAJ) Yosca Herman Soedrajad, kemarin.

Yosca menerangkan, pelayanan ini terutama ditujukan untuk penumpang yang menggunakan layanan pesawat terbang. Selama ini, akses dari Bandara Adi Sumarmo menuju kota dirasa sangat minim. Selain itu, pembangunan terminal tenaga kerja Indonesia (TKI) di bandara itu nantinya juga menuntut peningkatan kwalitas pelayanan bagi mereka.

Mengantisipasi kemungkinan adanya protes dari para pengusaha angkutan umum yang sudah ada, Yosca tegas mengungkapkan perbedaan sistem dan pengelolaan busway tersebut. Mulai dari sistem pemasukan, tiketing, trayek, dan pemberhentian bus dijamin berbeda. "Berhentinya hanya di shelter yang sudah dibangun. Jadi, tidak di sembarang tempat. Mereka pun harus pakai tiket untuk bisa naik busway ini," imbuhnya.

Prediksinya, bukan persaingan antarbus yang akan terjadi di masa datang. Namun, pengusaha bus harus mewasdai pertumbuhan sepeda motor dan mobil yang semakin meningkat. "Apalagi, orientasi kami adalah kualitas pelayanan. Jadi, jangan anggap ini (kehadiran busway, Red) sebagai pesaing," ungkapnya.

Bahkan, Yosca akan menggandeng pengusaha bus dalam pengadaan bus lainnya. Sebab, dari efektifitas dan peningkatan pelayanan, 10 bus yang telah disediakan dephub tersebut dirasa kurang.

"Dengan jarak tempuh segitu, 10 bus saja masih kurang. Karena kalau dihitung, penumpang akan menunggu sekitar setengah jam. Idealnya kan 25-an bus. Jadi, untuk tambahan (15) bus, kami akan minta tolong mereka untuk menyediakannya," ujarnya.

Yosca menambahkan, rute busway sedang diajukan ke Departemen Perhubungan (Dephub). Pihak dephub pun sudah melakukan survey. "Kemungkinan besar, rute ini yang akan kami gunakan (B>lihat tabel)," jelasnya.

Nantinya, jalur busway ini tidak akan dipisahkan dengan jalan utama. Hanya ada pembatas jalan yang membedakan lajur busway dengan pengguna umum. Tahun ini, dengan anggaran Rp 400 juta, Pemkot akan memulai study consultant sosialisasi dan pembuatan shelter di 30 titik. Diharapkan tahun depan, busway ini sudah dapat beroperasi melayani penumpang. "Desainnya juga sudah jadi. Tinggal dikerjakan," pungkasnya.(mg9)
more

30.7.07

Referendum untuk 2015

Setujukah anda (YA atau TIDAK) dengan tujuan untuk membangun kota berkualitas lingkungan berkelanjutan; udara lebih bersih, kemacetan jauh berkurang, dan kualitas hidup yang lebih baik : mulai 1 Januari 2015 — diterapkan larangan menggunakan semua jenis kendaraan pribadi pada hari kerja, antara jam 06:00-09:00 dan 16:30-18:30.

Terkecuali: Kendaraan umum, kendaraan untuk penyandang cacat, ambulan, pemadam kebakaran, bus sekolah, bus pegawai, patroli lalulintas, mobil derek, iring-iringan presiden, kendaraan polisi dan militer, mobil diplomatik, iring-iringan jenazah.

YA | TIDAK | ABSTAIN

Referendum ini bukan untuk warga Jakarta lho. Tapi untuk warga Bogota pada Oktober 2000, sebelum TransMilenio diluncurkan sebulan kemudian. Dari 1,5 juta kertas suara, 520ribu menyatakan setuju, 340ribu menolak. Sisanya abstain atau tidak dicoblos.

Inilah perbedaan mendasar antara TransMilenio dengan TransJakarta/TransBatavia.
Bogota melaksanakannya berdasarkan kesepakatan warga, dan dalam kerangka jangka 15 tahun ke depan yang sudah disosialisasikan.
TransMilenio adalah bagian dari rancangan Pico y Placa 2015 di atas. Ia juga bagian dari program pengembangan kota yang berazaskan: Mengutamakan si Miskin, Ruang Publik, dan Transportasi, yang memang jauh lebih demokratis.

Saat pergantian walikota pada 1998, ada terkumpul 7 juta dollar pendapatan pajak. Para ahli dari Jepang mengusulkan membangun underpass dan fly over dalam sesi konsultasi mengatasi kemacetan. Namun sang walikota justru terinspirasi menggunakan dana itu untuk program yang mengutamakan warga miskin. Bagaimana sepak terjang yang mengutamakan si miskin bisa dibaca di sini.
more

29.7.07

Busway employees' bad manners

The Jakarta Post - I would like to share an experience concerning the bad attitude of busway employees at shelters in Kampung Melayu, East Jakarta, and in Ancol, North Jakarta.

When my children and I were queuing at the Kampung Melayu shelter recently for a trip to Pasar Senen in Central Jakarta, a busway employee impolitely warned a woman and her child not to crowd around the door of the shelter.

What I regretted was the way the employees treated the passengers. They used their elbows to prevent them from entering the shelter.

Another unexpected event occurred at the Ancol shelter when I was returning home. I decided to take the busway via Ancol in North Jakarta because the Kampung Melayu-bound buses were very crowded.

Unaware that Ancol was the last stop, I did not buy tickets for the next leg of the trip. Without an explanation, an employee at the station impolitely expelled us from the bus and asked us to take other public transportation.

I would like to say that busway employees should treat passengers humanely by prioritizing women and children.

They must speak politely to passengers, avoid improper actions toward passengers ignorant of busway fare regulations, and refrain from harsh actions.

I hope this complaint will help improve the busway service in the future and improve the behavior of some arrogant busway employees.

ISWANTONO - Jakarta
more

27.7.07

Hotspot di Dukuh Atas2

Gubernur Sutiyoso kemarin meresmikan hotspot di halte Dukuh Atas2. Dengan hadirnya layanan hotspot, calon penumpang Transjakarta kini dapat menggunakan akses internet secara cuma-cuma.

Diinformasikan bahwa layanan ini tidak menggunakan dana pemerintah daerah melainkan merupakan bantuan dari provider penyedia jasa internet, U|NET dari PT Sistelindo Mitralintas. Akses cuma-cuma yang hanya berlangsung satu tahun ini bisa dimanfaatkan masyarakat umum dalam radius hingga 30 meter dari halte Dukuh Atas2.

Selain fasilitas hotspot, juga tersedia dua perangkat komputer untuk mengakses internet. Halte DukuhAtas2 dipilih sebagai proyek percontohan karena lokasinya di area pusat bisnis, di mana mampir sekitar 2.000 pengguna Transjakarta yang sebagian besar familiar dengan teknologi. Halte ini juga merupakan pertemuan jalur busway dan waterway. [foto: www.okezone.com]
more

25.7.07

Honda Jazz terpental

Rani Harjanti, Hendra Mujiraharja - Okezone

Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta kembali terjadi. Kali ini, moda tranportasi yang diluncurkan Pemprov DKI itu kembali menabrak mobil Honda Jazz di Jalan HR Rasuna Sahid atau tepatnya di dekat Halte Busway Latuhalhari, Rabu (25/7/2007) pukul 22.00 WIB.

Kejadian itu berawal ketika arus lalu lintas yang menuju kawasan Menteng dalam keadaan ramai. Tiba-tiba, Honda Jazz dengan nopol B 1649 GM dengan kecepatan tinggi berusaha mendahului bus Transjakarta bernopol B 7443 IX.

Sayang, Honda Jazz berada dalam posisi salah karena berusaha menyerobot di jalur busway. Pada saat bersamaan, kecepatan bus Transjakarta dalam kondisi relatif cepat.

Tanpa ampun, bus Transjakarta tersebut menghantam Honda Jazz berwarna hitam. Akibat benturan keras tersebut, Honda Jazz sempat terpental dan menghantam mobil yang ada di depannya.

Berdasarkan pantauan okezone, ban belakang Honda Jazz pecah. Namun, belum dikatahui apa ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Kecelakaan itu juga menyebabkan kemacetan panjang di rua jalur arah ke Menteng sejauh 1,5 km. Sementara, di belakang bus yang mengalami kecekanaan terdapat empat unit bus lainnya tidak bisa berjalan. Akibatnya, bus Transjakarta koridor VI itu lumpuh total. (fmh)
more

24.7.07

Sopir-sopir angkot di busway

Kamis, 19 Juli 2007 | 18:45 | aris_batubara
TB 032 berangkat dari Dukuh Atas menuju Pulogadung,

Sopir bawa bis nya kasar, ala metro mini dan yang paling bahaya, dia seringkali menjalankan bis nya padahal pintu belum tertutup, kalo sampai ada penumpang yang celaka gimana tuh?
dan yang paling bikin gw enek banget, tuh sopir nyetel musik, padahal setau gw sopir tidak diperkenankan menyetel musik, mending kalo musiknya enak, ngedengernya aja gw pengen muntah... lagu jadul yang basi banget...
gimana nih peraturan BLUTJ, aturan yang dibuat sepertinya sudah terabaikan... [aris_batubara]

Kamis 19 Juli 2007, | 14.00 - 14.15 | Marvell Tjahjadi
JMT 013 salemba UI- Central Senen

Pramudinya bekas sopir metro mini... ampun bawa busnya... dari salemba - pal putih - sentiong - Central Senen, selalu jalan sbeelum pintu tertutup...
and pintu belakang engga pernah dibuka (buat apa kalo gitu nambah cost utnuk pintu belakang kalo engga pernah dipakai.)
gimana ini pak Richo??
beberapa kali temenku yang naik line 4 (sehubungan sedang tugas di salah satu RS di salemba) bilang pramudi line 4 itu brutal yah...??
best regards, [Marvell Tjahjadi]

Kamis, 19 Juli 2007 | 19:10 | aris_batubara
JMT 025, berangkat dari Matraman menuju Ancol

yang nyetirnya sopir biadab...
ngebut dan kasar banget, penumpang dibikin pontang-panting...
Rata-rata sopir JMT memang biadab-biadab...
BLUTJ musti evaluasi ulang para sopir biadab itu... [aris_batubara]

Jum'at, 20 Juli 2007 | 7:50 | aris_batubara
JET 084 dari Monas menuju Blok M

Pramudinya cewek, nyetirnya masih rada kasar, terutama waktu narik kopling dan nginjek rem, sepertinya masih mesti di training lagi nih...
Tapi jauh mendingan dibandingin sopir-sopir JMT...
Umumnya pramudi JET jauh lebih beradab dibandingkan sopir-sopir JMT
yang biadab-biadab.... [aris_batubara]

Senin 23 Juli 2007 | 9:31 | Duwi Suprihatin
TB 116 Kalideres - Harmoni

Pagi ini saya naik TB 116 dari Kalideres - Harmoni, sopir mengemudikan bis dengan ugal - ugalan, sering mengerem mendadak. Di setiap halte yang kami lewat sering kali dia membuka pintu saat bis masih berjalan. Kecepatan dia meyetir juga diatas 50 km/ jam, padahal informasi yang saya dengar dari Radio Comm yang dipasang disetiap armada kecepatan tidak boleh melebihi 50 km/ jam. Bahkan saat di Tomang Raya dia mengemudikan dengan kecepatan hampir 80 km/ jam, hal ini saya ketahui karena saya duduk tepat dibelakang sopir.
Yang lebih parahnya lagi saat ditikungan dan jalanan rusak sopir sama sekali tidak mengurangi kecepatan.
Regards,
Duwi


Senin 23 Juli 2007 | 7:50 (pagi) | aris_batubara
JET 005 Monas menuju Blok M

Pramudinya nyetir cukup kasar, sampai ada seorang wanita yang
berteriak marah-marah... baru setelah teriakan wanita itu si pramudi
mulai nyetir lebih halus...
yang disayangkan adalah, kenapa mengemudi dengan lembut baru dilakukan
setelah ada yang berteriak...

23 Juli 2007 | 5.45 | david chyn
JTM-004 Pulogadung ke DukuAtas2

Saya juga mau menambahkan daftar pramudi yang kurang elegan.
Pagi tadi 07/23/07 sekitar jam 5.45 JTM-004 dari Pulogadung ke DukuAtas2.
Pramudi wanitanya memberi kesan arogan. Mula-mula dia sharing dengan bangganya kepada satgas offduty, bahwa ia tidak menggunakan kacamata cylindris saat itu dan walaupun tidak melihat halte dengan jelas ia dapat menghentikan busnya tepat di pintu halte.
Kemudian dari perjalanannya yang menyimpang melalui jl Kayuputih. tak henti-hentinya ia membunyikan klakson untuk minta kendaraan lain minggir. Ia lebih sering mengemudikan busnya dengan satu tangan saja walaupun sebenarnya tangan yang lainnya tidak mengerjakan apa-apa.
Salam (dc)

Senin 23 Juli 2007 | 7:50 | aris_batubara
JMT-032(034?) Matraman menuju Ancol

Nomor Bis: terus terang saya kesulitan mendapatkan nomor bis, karena tidak seperti biasanya, kali ini tidak ada nomor bis maupun nomor telepon pengaduan yang di tempel di dalam kabin, entahlah... sengaja di lepas atau memang kelupaan nempel... tapi sekilas yang saya lihat di badan bis, kalau ga salah JMT 032 atau 034 (salah satunya)

Aroma biadab tidak terasa di bis ini, hanya saja sopirnya masih agak kasar, terutama sewaktu menginjak rem... sepertinya masih mesti ditraining lagi... [Aris]
more

Tarif disesuaikan dengan daya beli

beritajakarta.com | Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta akan mengevaluasi pelayanan bus transjakarta busway sebagai prasyarat disetujuinya rencana kenaikan subsidi maupun kenaikan tarif.

“Kita akan evaluasi pelayanan terlebih dulu. Kalau berdasarkan evaluasi ternyata pelayanan semakin baik, maka penambahan subsidi tidak akan menjadi masalah,” kata Ketua DPRD DKI Jakarta Ade Surapriatna kepada wartawan, Selasa (24/7).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan sejak awal busway memang telah disubsidi karena angkutan massal itu merupakan salah satu public service obligation.

“Sejauh kemampuan atau daya beli masyarakat masih rendah, sebaiknya subsidinya saja yang ditambah tapi tarifnya jangan naik dulu,” ujarnya.

Sampai saat ini , kata dia, dewan belum dapat memutuskan apakah tarif busway akan dinaikkan atau subsidinya yang akan ditambah agar busway tetap mampu melayani penumpang dengan baik.

“Hasil kajian tim independen yang ditunjuk Gubernur Sutiyoso baru saya terima hari ini. Pokoknya, dalam dua atau tiga hari kita akan memberikan masukan kepada pemprov apakah tarif busway naik atau subsidinya yang dinaikan,” ucapnya.

Sebelumnya, anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Andi Rahman meminta agar tim monitoring dan evaluasi Transjakarta yang akan dibentuk Pemprov DKI sebaiknya berasal dari kalangan independen agar kepentingan masyarakat terwakili. Tim tersebut akan bertugas mengaudit kinerja pelayanan transjakarta untuk menentukan besaran kenaikan tarif busway.

“Saya berharap tim tersebut melibatkan pihak independen. Sebab, apabila anggotanya berasal dari pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan BLU Transjakarta dikhawatirkan laporannya tidak objektif,” ujar Andi.

Dia berpendapat independensi tersebut sangat diperlukan agar kepentingan masyarakat terwakili. “Anggota tim itu bisa saja dari unsur Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Institute for Transportation and Development Policy, (ITDP) atau lembaga lainnya," ujarnya.

Apalagi, kata Andi, selama ini banyak keluhan dari pengguna busway mengenai waktu kedatangan bus. Buktinya, lanjut Andi, dalam rapat di Balai Kota Jakarta, Senin (16/7) lalu, Gubernur Sutiyoso sempat mempertanyakan kepada Dishub maupun BLU Transjakarta tentang laporan terkait waktu kedatangan bus.

"Pak Sutiyoso sempat marah karena dalam laporan dikatakan rata-rata kedatangan bus selama lima menit. Padahal berdasarkan laporan masyarakat dan media massa ternyata sampai 30 menit," kata Andi mengutip pernyataan Sutiyoso.

Andi melihat inti permasalahannya terletak pada kelemahan manajemen BLU TransJakarta yang dinilai tidak dapat mengelola operasional dan keuangan dengan baik sehingga timbul masalah seperti itu. "Bahkan Maret 2007 lalu, DTK Jakarta sudah menyampaikan rekomendasi yang isinya meminta pemprov membenahi manajemen BLU," ungkapnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Nurachman, mengatakan tim monitoring dan evaluasi itu berasal dari pihak independen. “Anggota tim tersebut di antaranya berasal dari DTK dan ITDP,” ujar Nurachman.
more