Tahun Ini, Studi Busway Dimulai
INDOPOS - Pulang dari studi banding ke Jakarta dan Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo makin memantapkan niatnya menambah moda transportasi massal berupa busway. Sasarannya, untuk menekan pertumbuhan sepeda motor dan mobil pribadi. yang tiap tahunnya mencapai 7 persen.
Namun, pemkot menjamin, penambahan moda transportasi ini tidak akan mempengaruhi bisnis transportasi yang telah ada. Logikanya, peningkatan pelayanan transportasi kepada masyarakat akan membuat niat pengguna jalan di Solo untuk membeli kendaraan pribadi bisa ditekan.
"Kami pastikan, kehadiran transportasi baru ini tidak akan menyaingi armada bus yang sudah ada. Sebab, memang sistemnya berbeda," kata Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan dan Jalan (DLLAJ) Yosca Herman Soedrajad, kemarin.
Yosca menerangkan, pelayanan ini terutama ditujukan untuk penumpang yang menggunakan layanan pesawat terbang. Selama ini, akses dari Bandara Adi Sumarmo menuju kota dirasa sangat minim. Selain itu, pembangunan terminal tenaga kerja Indonesia (TKI) di bandara itu nantinya juga menuntut peningkatan kwalitas pelayanan bagi mereka.
Mengantisipasi kemungkinan adanya protes dari para pengusaha angkutan umum yang sudah ada, Yosca tegas mengungkapkan perbedaan sistem dan pengelolaan busway tersebut. Mulai dari sistem pemasukan, tiketing, trayek, dan pemberhentian bus dijamin berbeda. "Berhentinya hanya di shelter yang sudah dibangun. Jadi, tidak di sembarang tempat. Mereka pun harus pakai tiket untuk bisa naik busway ini," imbuhnya.
Prediksinya, bukan persaingan antarbus yang akan terjadi di masa datang. Namun, pengusaha bus harus mewasdai pertumbuhan sepeda motor dan mobil yang semakin meningkat. "Apalagi, orientasi kami adalah kualitas pelayanan. Jadi, jangan anggap ini (kehadiran busway, Red) sebagai pesaing," ungkapnya.
Bahkan, Yosca akan menggandeng pengusaha bus dalam pengadaan bus lainnya. Sebab, dari efektifitas dan peningkatan pelayanan, 10 bus yang telah disediakan dephub tersebut dirasa kurang.
"Dengan jarak tempuh segitu, 10 bus saja masih kurang. Karena kalau dihitung, penumpang akan menunggu sekitar setengah jam. Idealnya kan 25-an bus. Jadi, untuk tambahan (15) bus, kami akan minta tolong mereka untuk menyediakannya," ujarnya.
Yosca menambahkan, rute busway sedang diajukan ke Departemen Perhubungan (Dephub). Pihak dephub pun sudah melakukan survey. "Kemungkinan besar, rute ini yang akan kami gunakan (B>lihat tabel)," jelasnya.
Nantinya, jalur busway ini tidak akan dipisahkan dengan jalan utama. Hanya ada pembatas jalan yang membedakan lajur busway dengan pengguna umum. Tahun ini, dengan anggaran Rp 400 juta, Pemkot akan memulai study consultant sosialisasi dan pembuatan shelter di 30 titik. Diharapkan tahun depan, busway ini sudah dapat beroperasi melayani penumpang. "Desainnya juga sudah jadi. Tinggal dikerjakan," pungkasnya.(mg9)
No comments:
Post a Comment