Busway Ngaku Utang Rp 3,2 M
WARTA KOTA - Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta menyatakan jumlah kekurangan biaya jasa pengoperasian armada busway yang belum dibayarkan hanya Rp 3,1 miliar. Tunggakan itu pun hanya untuk koridor IV-VII antara bulan Januari-Mei 2007. "Sisa kekurangan jasa operator busway yang akan dibayarkan BLU itu besarnya Rp 3,1 miliar, bukan Rp 33,4 miliar. Pembayaran 80 persen itu hanya Januari-Mei, mulai Juni sudah dibayar penuh," ujar Pelaksana Harian Kepala BLU Transjakarta Anton Rante Parura kepada Warta Kota, Jumat (3/7).
Menurut Anton, pihaknya telah melakukan perhitungan berdasarkan jumlah armada di empat koridor itu sejak awal beroperasi atau Januari 2007 hingga yang ada saat ini. "Kami menghitung berdasarkan jumlah bus mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPD Organda DKI Herry JC Rotty mengatakan, sejak Januari-Juli 2007, BLU Transjakarta belum membayar sisa tarif sekitar Rp 33,4 miliar. "Hitungannya, 238 bus x Rp 12.885/km x 20% = Rp 159.469.760 sehari, sebulan Rp 4,7 miliar," katanya (Warta Kota, 2/8).
Para pengusaha juga menolak rencana pelelangan pengadaan 74 armada busway oleh BLU Transjakarta. Mereka menilai pengoperasian 238 unit bus Transjakarta saja belum jelas landasan hukumnya. "Kami hanya menerima surat perintah kerja (SPK) dari pemda," ujar Sekretaris Organda DKI, TR Panjaitan, Rabu (1/8).
Anton menambahkan, keputusan membayar 80 persen jasa operator merupakan kebijakan BLU. Begitu pula mengenai dasar hukum bagi kontrak kerja operator armada busway. "Bukan Biro Perlengkapan Pemprov DKI yang memutuskan persentase pembayaran, melainkan kami dari BLU. Tapi, Biro Perlengkapan yang mengeluarkan surat keputusan mengenai besarnya rupiah per kilometer berdasarkan hasil kesepakatan pihak-pihak terkait," ujarnya.
Kepala Biro Perlengkapan DKI Riyanto mengatakan, kesepakatan penentuan besaran jasa pengoperasian bus untuk koridor IV-VII berlangsung cukup alot. Pasalnya, ada perbedaan pandangan antara pengusaha, pemprov, dan konsultan. "Makanya baru bisa selesai," ujar Riyanto saat mendampingi Gubernur Sutiyoso dalam kunjungan kerja ke Semarang, kemarin.
Jalur IV-VII diresmikan Gubernur Sutiyoso pada Minggu (28/1). Pengadaan bus untuk empat koridor diserahkan kepada dua konsorsium, yaitu PT Jakarta Trans Megapolitan (koridor IV dan VI) dan PT Jakarta Mega Trans (koridor V dan VII).
Jumlah bus pada empat koridor, yaitu koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas), V (Kampungmelayu-Ancol), VI (Ragunan-Kuningan), dan koridor VII (Kampungmelayu-Kampungrambutan) adalah 173 bus biasa dan 34 bus gandeng. Konsorsium akan mendapat pembayaran dari BLU Transjakarta berdarkan jumlah bus yang beroperasi, bukan bus yang disediakan. Karena itu, semakin banyak bus yang beroperasi maka semakin besar biaya yang dibayar BLU Transjakarta.
Menurut Anton, pembayaran tersebut belum semua karena pengusaha, Pemprov DKI, dan konsultan baru menemukan kesepakatan harga pada Juni 2007 sebesar Rp 12.885 per kilometer per bus. (dra)
No comments:
Post a Comment