Dari agenda Gubernur, hari ini jam 14:00, beliau dijadwalkan meresmikan Rest Area dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Park and Ride di Terminal Kalideres.
Meski terkesan tambal sulam, namun tetap merupakan hal yang menggembirakan. Park and Ride (P+R) sebagai fasilitas pelengkap sistem BRT akan memberi kemudahan bagi pengendara mobil pribadi. Mereka yang tinggal agak jauh dari akses busway bisa mengendarai mobil, meninggalkannya di P+R, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus.
Umumnya sudah dipraktekkan penumpang busway dengan fasilitas seadanya di beberapa tempat seperti di Ragunan, Blok M atau oleh penumpang KRL di Depok misalnya.
Sepatutnya beberapa P+R ini sudah tersedia di lingkar luar sistem busway berbarengan dengan peresmian koridor. Dengan demikian berkurangnya kendaraan pribadi di pusat kota cukup signifikan.
Seperti di Nantes, Prancis, misalnya. Ada 17 P+R untuk sebuah kota dengan populasi hanya 600ribu jiwa, busway yang hanya satu koridor saja difasilitasi 3 P+R dan dua tempat parkir biasa.
Tetapi melihat perkembangan jumlah penumpang Jakarta yang tidak sebanding dengan perkembangan kapasitas, efektifitas P+R tentu menjadi pertanyaan.
Agar lebih persuasif, biaya parkir di P+R umumnya lebih murah dibanding di pusat kota. Jika kemudian kapasitas P+R tidak lagi memadai, biasanya akan terbentuk komunitas-komunitas yang saling bergilir menggunakan satu kendaraan bersama —guna menghemat biaya dan ruang parkir.
Dari sana tercipta kebutuhan akan rest area, dimana menunggu rekan seperjalanan menjadi lebih nyaman, sekaligus sebagai tempat melengkapi kebutuhan-kebutuhan mendesak. P+R juga bisa berkembang menjadi pusat kegiatan dan informasi yang berkaitan dengan kalangan commuters.
Park and Ride memiliki potensi untuk menciptakan kultur baru bertranportasi yang berkarakter efisiensi dan gotong royong. [foto: La Tan]
Nice website!
ReplyDeletePinjam gambarnya yah...