TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Badan Pengelola Trans Jakarta Irzal Djamal mengaku sedang menggodok penggunaan tarif bus jalur khusus (busway) berdasarkan jarak (distance based tarrif). Menurutnya, dibeberapa negara seperti Australia dan Singapura telah sukses menerapkan sistem ini.
Dia menambahkan, usulan ini digunakan untuk mengantisipasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM, kata dia, memungkinkan membawa dampak terhadap kenaikan tarif busway. "Kalau sistemnya sama, tarif jauh atau dekat bayarnya sama, subsidinya jadi tambah besar," kata Irzal di balai Kota, Jumat (4/2).
Irzal menambahkan, sistem ini telah diterapkan pada kereta api dalam kota di Jakarta. "Kalau penumpang naik dari Depok turun di Lenteng Agung, biayanya lebih murah, " katanya. Kendati begitu, pemikiran ini belum sampai kepada perhitungan angka.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pengelola Transjakarta belum menerima usulan kenaikan tarif dari JET Trans sebagai operator. Selama ini, kata dia, pemerintah DKI Jakarta memberikan subsidi sebesar Rp 80 per orang.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah pusat telah menaikan harga BBM mu;ai 1 Maret lalu. Kenaikan ini menimbulkan berbagai kemungkinan termasuk kenaikan harga angkutan kota termasuk busway.
Ewo Raswa-Tempo
No comments:
Post a Comment