Rencana pelelangan pengadaan 74 armada busway oleh Badan Layanan Umum (BLU) transjakarta diprotes para konsorsium operator bus angkutan massal dan Organda. Mereka menilai pengoperasian 238 unit bus transjakarta saja belum jelas landasan hukumnya.
“Kita hanya menerima SPK (surat perintah kerja) dari Pemda,” ujar Sekretaris Organda DKI Jakarta, TR Panjaitan, Rabu (1/8)
Menurut Dirut PT Jakarta Trans Metropolitan (JMT) Agus Sugiarto, lelang pengadaan 74 unit bus atau 40 persen armada busway untuk memenuhi kebutuhan angkutan yang mempunyai jalan khusus di tujuh koridor itu, justru akan menambah masalah baru.
“Benahi dulu manajemen BLU dan berikan hak-hak operator yang selama ini sudah berinvestasi dan melayani penumpang. Tarif yang diterima operator dari BLU pun baru dibayar 80 persen sejak Januari–Juli 2007,” katanya.
Sedangkan menurut Ketua DPD Organda DKI Herry JC Rotty, para operator busway itu, tidak mau menyebut angka utang sisa tarif yang belum dibayar Pemda.
Namun, Herry merinci sejak Januari–Juli 2007, Pemprov DKI belum membayar sisa tarif sekitar Rp 33,4 miliar. “Hitungannya, 238 bus x Rp12.885/km x 20% = Rp 159.469.760 sehari, sebulan sudah Rp 4,7 miliar,” kata Herry Rotty ketika dihubungi via telepon.
Sementara itu, Direktur PT Trans Batavia, Surahmat dan Dirut Jakarta Mega Trans, H Sutisna mengatakan, dari 238 armada busway yang sudah dipenuhi para konsorsium belum dioperasikan seluruhnya.
“Ini artinya masih ada kelebihan armada, kenapa musti ditambah armada. Dasar hukum lelang pengadaan armada pun tidak jelas,” ujarnya.
“Selama ini 238 bus yang ada pun tidak dioperasional semuanya dengan alasan menghemat dana subsidi APBD. Bagaimana kalau ditambah padahal modal yang sudah diinvestasikan harus kami kembalikan ke bank,” tambahnya. [beritajakarta.com]
Jumlah bus pada empat koridor, yaitu koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas), V (Kampungmelayu-Ancol), VI (Ragunan-Kuningan), dan koridor VII (Kampungmelayu-Kampungrambutan) adalah 173 bus biasa dan 34 bus gandeng. Konsorsium akan mendapat pembayaran dari BLU Transjakarta berdarkan jumlah bus yang beroperasi, bukan bus yang disediakan. Karena itu, semakin banyak bus yang beroperasi maka semakin besar biaya yang dibayar BLU Transjakarta.
Menurut Anton, pembayaran tersebut belum semua karena pengusaha, Pemprov DKI, dan konsultan baru menemukan kesepakatan harga pada Juni 2007 sebesar Rp 12.885 per kilometer per bus. [Wartakota]
No comments:
Post a Comment