30.5.08

Ujicoba busgandeng

"Semuanya siap beroperasi," ujar Direktur Utama PT Jakarta Mega Trans Atin Soetisna. Tiga dari 10 bus gandeng Transjakarta melakukan uji coba di lintasan koridor V, Kampung Melayu-Ancol. Bus dengan kapasitas 160 penumpang itu akan dioperasikan mulai pekan depan.

Atin menerangkan bus itu sebenarnya sudah akan beroperasi setahun lalu. Namun, pihak operator belum bisa mengoperasikan bus tersebut lantaran adanya sengketa penyelesaian pajak bea masuk. Saat itu, kata dia, besaran pajak yang ditetapkan sama dengan ketentuan mobil mewah atau sebesar 40 persen.

"Belakangan, pemerintah melalui Departemen Keuangan dan Departemen Perhubungan menyetujui untuk menurunkan beban pajak bea masuk menjadi 10 persen," kata Atin. Menurut rencana, tutur Atin, PT Jakarta Mega Trans akan menambah jumlah bus gandeng menjadi 17 unit. "Akan kami datangkan dalam waktu dekat," katanya.

Bus sepanjang 10 meter itu memiliki kapasitas 38 bangku dengan 110 pegangan bagi penumpang yang berdiri. Tersedia ruang bagi penumpang dengan kebutuhan khusus, terletak persis di belakang bangku sopir. "Yang jelas, daya tampungnya lebih besar," katanya.

Direktur Operasional Badan Layanan Umum Transjakarta Rene Nunumete menambahkan, operasionalisasi bus gandeng juga sedang direncanakan untuk koridor I, Blok M-Kota. Meski demikian, ia belum bisa memastikan kapan rencana tersebut dapat direalisasi. "Tarif bus gandeng tetap sama," ujarnya. [dari Koran Tempo]

Sebanyak 10 bus gandeng akan dioperasikan Juni 2008 mendatang dibarengi dengan beroperasinya tiga koridor busway baru lainnya yaitu busway Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni), Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit), dan Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok).

"Ini belum mengangkut penumpang. Ini baru sebatas uji coba koridor," kata Rene Nunumete. Menurutnya ini ujicoba untuk pengenalan koridor serta penyesuaian kondisi lalu lintas. Tiga bus gandeng diujicobakan di koridor VII Ancol-Pademangan-Senen-Matraman-Kampung Melayu.
Tanggal pengoperasian bus gandeng menunggu Gubernur. "Beroperasinya pada Juni mendatang. Namun, waktu persisnya masih harus menunggu keputusan gubernur," tandas Rene.

Pemerintah akan membayar Rp 16.661 per kilometer tempuh sesuai dengan tarif lelang. Daya tampungnya 180 penumpang, dua kali lebih banyak daripada daya angkut bus tunggal. Tarif akan sama dengan tarif bus tunggal yaitu sebesar Rp 3.500.

Sejak didatangkan dari China pada tahun 2007 lalu, pengadaan armada bus gandeng ini banyak mengalami kendala. Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan biaya bea masuk sebesar Rp 471 juta. [dari BeritaJakarta]

Bus Gandeng di Busway