TEMPO Interaktif, Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mendesak Dinas Perhubungan DKI memberikan sanksi tegas kepada operator busway yang belum memenuhi kewajiban pengadaan busway koridor II-VII. "Kami minta mereka diganti atau diberi pinalti," kata Muhayar, Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta di gedung DPRD hari ini.
Menurut dia pada koridor II dan III, perusahaan yang belum memenuhi kewajibannya adalah Steady Safe dan PPD. Untuk itu, dia meminta agar perusahaan lain bisa diikutsertakan melalui beauty contest.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Herry Rotty mengatakan Dinas Perhubungan DKI harus bertanggung jawab atas kurangnya bus. ''Saya sudah ingatkan Dishub untuk melaksanakan beauty contest Agustus 2006. Tapi tidak dilakukan, " katanya. Tak heran, jika di koridor baru IV sampai VII hanya ada 10 unit.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurachman mengatakan, pihaknya akan memberikan pinalti kepada konsorsium untuk pengadaan busway di koridor IV sampai VII. Tapi, untuk koridor I dan II tidak diberi pinalti. Sedangkan untuk mengurangi penumpukan penumpang di koridor IV, dan VII, akan ditambah 138 armada busway sampai April mendatanga.
Yudha Setiawan
busway, Jakarta, TransJakarta, koridor, halte, JPO, SWPA, HCB, Harmoni, Sarinah, denah, peta, DTK, BLU, BBG, bus, armada, separator, tiket, Jakcard, dishub
30.1.07
Mobil Pribadi Masih 'Sikat' Jalur
Busway Beroperasi, Mobil Pribadi Masih 'Sikat' Jalur Busway
Ine Yordenaya - detikcom
Jakarta - Kemacetan bisa membuat pengemudi berbuat apa saja. Jalan Mangga Besar kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, macet, pengemudi nekat lalui jalur busway.
Hadirnya busway di kawasan Mampang-Warung Buncit-Ragunan belum menyelesaikan kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Seperti pada Minggu (28/1/2007) siang, dua arah di jalan raya Mangga Besar padat merayap.
Menurut pengamatan detikcom, kemacetan jalan raya Mangga Besar berakibat antrian kendaraan sampai depan Halte Buncit Indah hingga perempatan lampu merah Mangga Besar. Arah Sebaliknya juga macet, dari perempatan Deptan (Departemen Pertanian) hingga perempatan Mangga Besar. Tak jelas apa penyebab kemacetan tersebut.
Kemacetan menimbulkan pengemudi seperti kehabisan kesabaran. Klakson berbunyi di sana-sini. Beberapa sopir bus, mobil pribadi dan angkot nekat masuk jalur busway. Namun hal itu tetap tidak mencairkan kemacetan yang terjadi di jalur tersebut. Tak terlihat seorang polisi lalu lintas pun di sana.
Akibat kendaraan yang tak berhak masuk jalur busway nekat melintas, busway yang beroperasi di koridor VI (menempuh jalur Kuningan-Ragunan) itu ikut mengantri dalam kemacetan. Untungnya tidak semua pengemudi nekat masuk jalur busway di kawasan tersebut.
(ana/mly)
Ine Yordenaya - detikcom
Jakarta - Kemacetan bisa membuat pengemudi berbuat apa saja. Jalan Mangga Besar kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, macet, pengemudi nekat lalui jalur busway.
Hadirnya busway di kawasan Mampang-Warung Buncit-Ragunan belum menyelesaikan kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Seperti pada Minggu (28/1/2007) siang, dua arah di jalan raya Mangga Besar padat merayap.
Menurut pengamatan detikcom, kemacetan jalan raya Mangga Besar berakibat antrian kendaraan sampai depan Halte Buncit Indah hingga perempatan lampu merah Mangga Besar. Arah Sebaliknya juga macet, dari perempatan Deptan (Departemen Pertanian) hingga perempatan Mangga Besar. Tak jelas apa penyebab kemacetan tersebut.
Kemacetan menimbulkan pengemudi seperti kehabisan kesabaran. Klakson berbunyi di sana-sini. Beberapa sopir bus, mobil pribadi dan angkot nekat masuk jalur busway. Namun hal itu tetap tidak mencairkan kemacetan yang terjadi di jalur tersebut. Tak terlihat seorang polisi lalu lintas pun di sana.
Akibat kendaraan yang tak berhak masuk jalur busway nekat melintas, busway yang beroperasi di koridor VI (menempuh jalur Kuningan-Ragunan) itu ikut mengantri dalam kemacetan. Untungnya tidak semua pengemudi nekat masuk jalur busway di kawasan tersebut.
(ana/mly)
29.1.07
Penumpang Busway Mengeluh Kedatangan Bus Lama
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejumlah penumpang busway koridor VI (Ragunan - Kuningan) mengeluhkan lamanya kedatangan bustransjakarta di halte busway. "Bus datang setelah saya tunggu 1,15 jam di halte Patra Kuningan," kata Guntur, 30 tahun, yang hendak menuju Ragunan.
Faisal, penumpang lainnya mengeluhkan hal serupa. "Kalau ''Sarana dan prasarananya belum siap, jangan dipaksakan," kata pria berusia 35 tahun ini yang menunggu kedatangan bustransjakarta sekitar 30 menit.
Penumpang lainnya, Besri, 55 tahun, mengatakan infomasi tentang rute yang dapat dilalui busway juga belum terpasang. "Itu saja sudah membuat penumpang bingung, " ujarnya.
Pantauan Tempo di dalam bus transjakarta, bus bergerak lancar di jalurnya. Sedangkan kendaraan lainnya di luar jalur busway di kawasan buncit berjalan merayap. Sesekali terlihat masyarakat menyeberang melintasi jalur busway. Sopir busway terlihat belum trampil. Bus berhenti tidak tepat di depan pintu halte, sehingga bus harus maju mundur mengepaskan badan bus dengan pintu halte.
Rudy Prasetyo
Faisal, penumpang lainnya mengeluhkan hal serupa. "Kalau ''Sarana dan prasarananya belum siap, jangan dipaksakan," kata pria berusia 35 tahun ini yang menunggu kedatangan bustransjakarta sekitar 30 menit.
Penumpang lainnya, Besri, 55 tahun, mengatakan infomasi tentang rute yang dapat dilalui busway juga belum terpasang. "Itu saja sudah membuat penumpang bingung, " ujarnya.
Pantauan Tempo di dalam bus transjakarta, bus bergerak lancar di jalurnya. Sedangkan kendaraan lainnya di luar jalur busway di kawasan buncit berjalan merayap. Sesekali terlihat masyarakat menyeberang melintasi jalur busway. Sopir busway terlihat belum trampil. Bus berhenti tidak tepat di depan pintu halte, sehingga bus harus maju mundur mengepaskan badan bus dengan pintu halte.
Rudy Prasetyo
Nyasar di Halte Kp Melayu
Banyak Penumpang Busway Nyasar di Halte Kp Melayu
Ari Saputra - detikcom
Jakarta - Baru beroperasi, busway baru di Terminal Kampung Melayu sudah membuat bingung. Tak ada penunjuk arah transit, banyak orang tersasar.
Sulastri celingukan mencari petugas busway di Terminal Kampung Melayu. Dia berusaha mencari petugas busway untuk bertanya. Rupanya, wanita berusia 42 tahun itu baru saja tersasar.
Sulastri adalah penumpang busway dari Ancol yang hendak ke Kampung Rambutan. Bukannya sampai di terminal Kampung Rambutan, Sulastri malah mampir ke Harmoni. Padahal, seharusnya dia transit di Kampung Melayu untuk menuju ke tujuannya.
"Saya mau ke Kampung Rambutan, tapi kesasar sampai Harmoni karena kurang petunjuk tentang transit," kata Sulastri di Halte Kampung Melayu, Jakarta Timur, Minggu (28/1/2007).
Menurut Sulastri, dia sudah bertanya ke petugas halte. Namun informasi yang didapatnya berbeda-beda. Ada yang bilang turun di Kampung Melayu, ada juga yang bilang turun di Harmoni. Tak heran dia dibuat kebingungan.
Berdasarkan pantauan detikcom, petujuk transit di Halte Kampung Melayu memang sangat minim. Tidak lebih dari empat kertas HVS print out yang memberikan petunjuk. Tulisannya juga tidak terlalu besar.
Saat memasuki bus, penumpang masih dibuat kecewa. Pemberitahuan mengenai pemberhentian yang sering diumumkan melalui rekaman suara tidak terdengar sama sekali. Mulai dari Halte Ancol sampai Kampung Melayu penumpang kebingungan, padahal bus sudah terisi penuh.
Sementara itu, loket halte Ancol sistemnya buka tutup. Jika halte sudah penuh, loket tiket busway ditutup sementara sambil menunggu penumpang terangkut.
"Sebentar mas, tunggu yang di dalam habus dulu. Soalnya busnya terbatas,"jelas penunggu loket. (mly/ana)
Ari Saputra - detikcom
Jakarta - Baru beroperasi, busway baru di Terminal Kampung Melayu sudah membuat bingung. Tak ada penunjuk arah transit, banyak orang tersasar.
Sulastri celingukan mencari petugas busway di Terminal Kampung Melayu. Dia berusaha mencari petugas busway untuk bertanya. Rupanya, wanita berusia 42 tahun itu baru saja tersasar.
Sulastri adalah penumpang busway dari Ancol yang hendak ke Kampung Rambutan. Bukannya sampai di terminal Kampung Rambutan, Sulastri malah mampir ke Harmoni. Padahal, seharusnya dia transit di Kampung Melayu untuk menuju ke tujuannya.
"Saya mau ke Kampung Rambutan, tapi kesasar sampai Harmoni karena kurang petunjuk tentang transit," kata Sulastri di Halte Kampung Melayu, Jakarta Timur, Minggu (28/1/2007).
Menurut Sulastri, dia sudah bertanya ke petugas halte. Namun informasi yang didapatnya berbeda-beda. Ada yang bilang turun di Kampung Melayu, ada juga yang bilang turun di Harmoni. Tak heran dia dibuat kebingungan.
Berdasarkan pantauan detikcom, petujuk transit di Halte Kampung Melayu memang sangat minim. Tidak lebih dari empat kertas HVS print out yang memberikan petunjuk. Tulisannya juga tidak terlalu besar.
Saat memasuki bus, penumpang masih dibuat kecewa. Pemberitahuan mengenai pemberhentian yang sering diumumkan melalui rekaman suara tidak terdengar sama sekali. Mulai dari Halte Ancol sampai Kampung Melayu penumpang kebingungan, padahal bus sudah terisi penuh.
Sementara itu, loket halte Ancol sistemnya buka tutup. Jika halte sudah penuh, loket tiket busway ditutup sementara sambil menunggu penumpang terangkut.
"Sebentar mas, tunggu yang di dalam habus dulu. Soalnya busnya terbatas,"jelas penunggu loket. (mly/ana)
28.1.07
Pelecehan Seksual
Pelecehan Seksual di Jalur Busway
Maryadi - detikcom
Jakarta - Janji Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menambah armada busway memang telah terrealisasi. Namun penambahan jumlah bus tetap tidak sebanding kenaikan jumlah penumpang. Busway pun menjadi makin tak nyaman karena padatnya penumpang. Pelecehan seksual terhadap perempuan menjadi pemandangan yang lazim.
Pemandangan seperti ini kerap terjadi di jalur Busway koridor II Kalideres menuju Harmoni. Terutama ketika pagi dan sore hari, ketika penumpang tengah padat-padatnya. Mahfum, warga Barat Jakarta lebih menyukai moda angkutan massal ini karena jalan Daan Mogot yang menjadi akses jalan ke tengah kota pada pagi dan sore selalu macet.
Namun keinginan untuk cepat sampai ke kantor kerap harus dibayar mahal dengan ulah laki-laki bejat yang memanfaatkan situasi. Para penumpang perempuan kerap menjadi obyek pelecehan seksual.
Model pelecehan seksual terhadap perempuan bermacam-macam. Mulai dari menggesek-gesekkan kemaluan penumpang laki-laki kebagian bokong perempuan atau menyentuhkan bagian tubuh laki-laki ke payudara penumpang perempuan.
Malah pernah ada yang kurang ajar hingga meremas pantat penumpang perempuan. "Saya pernah mengalami ini. Makanya saya selalu naik dari terminal Kalideres biar dapat tempat duduk," kata Sandra (nama disamarkan), warga Taman Kota, Jakarta Barat kepada detikcom, Minggu (28/1/2007).
Sandra sengaja naik busway ke arah Kalideres terlebih dulu dari arah Taman Kota yang penumpangnya sepi agar bisa mendapatkan tempat duduk. Karena kalau dari halte busway Taman Kota dipastikan dia tidak akan mendapatkan tempat duduk karena terlanjur penuh. "Peristiwa ini saya alami sekali sih," ujar pegawai bank yang berkantor di Jalan Sudirman ini.
Hal yang sama juga dialami Indira, sebut saja namanya demikian. Namun Indira tak kuasa untuk melawannya walaupun di dalam busway ada petugas keamanan. "Gimana gue mau protes, cowok kurang ajar itu ambil kesempatan saat sopir busway mengerem mendadak," ujarnya. Sopir busway di jalur ini memang kadang harus mengerem mendadak karena menghindari motor yang sering nyelonong masuk jalur busway.
"Mestinya petugas busway tidak usah menerima penumpang lagi kalau busnya sudah penuh. Ini untuk menghindari pelecehan seksual kepada kami," pintanya. (mar/ana)
Maryadi - detikcom
Jakarta - Janji Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menambah armada busway memang telah terrealisasi. Namun penambahan jumlah bus tetap tidak sebanding kenaikan jumlah penumpang. Busway pun menjadi makin tak nyaman karena padatnya penumpang. Pelecehan seksual terhadap perempuan menjadi pemandangan yang lazim.
Pemandangan seperti ini kerap terjadi di jalur Busway koridor II Kalideres menuju Harmoni. Terutama ketika pagi dan sore hari, ketika penumpang tengah padat-padatnya. Mahfum, warga Barat Jakarta lebih menyukai moda angkutan massal ini karena jalan Daan Mogot yang menjadi akses jalan ke tengah kota pada pagi dan sore selalu macet.
Namun keinginan untuk cepat sampai ke kantor kerap harus dibayar mahal dengan ulah laki-laki bejat yang memanfaatkan situasi. Para penumpang perempuan kerap menjadi obyek pelecehan seksual.
Model pelecehan seksual terhadap perempuan bermacam-macam. Mulai dari menggesek-gesekkan kemaluan penumpang laki-laki kebagian bokong perempuan atau menyentuhkan bagian tubuh laki-laki ke payudara penumpang perempuan.
Malah pernah ada yang kurang ajar hingga meremas pantat penumpang perempuan. "Saya pernah mengalami ini. Makanya saya selalu naik dari terminal Kalideres biar dapat tempat duduk," kata Sandra (nama disamarkan), warga Taman Kota, Jakarta Barat kepada detikcom, Minggu (28/1/2007).
Sandra sengaja naik busway ke arah Kalideres terlebih dulu dari arah Taman Kota yang penumpangnya sepi agar bisa mendapatkan tempat duduk. Karena kalau dari halte busway Taman Kota dipastikan dia tidak akan mendapatkan tempat duduk karena terlanjur penuh. "Peristiwa ini saya alami sekali sih," ujar pegawai bank yang berkantor di Jalan Sudirman ini.
Hal yang sama juga dialami Indira, sebut saja namanya demikian. Namun Indira tak kuasa untuk melawannya walaupun di dalam busway ada petugas keamanan. "Gimana gue mau protes, cowok kurang ajar itu ambil kesempatan saat sopir busway mengerem mendadak," ujarnya. Sopir busway di jalur ini memang kadang harus mengerem mendadak karena menghindari motor yang sering nyelonong masuk jalur busway.
"Mestinya petugas busway tidak usah menerima penumpang lagi kalau busnya sudah penuh. Ini untuk menghindari pelecehan seksual kepada kami," pintanya. (mar/ana)
25.1.07
Penggusuran Pedagang Kaki Lima Senen Besok Malam
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah Jakarta Pusat akan menertibkan pedagang kaki lima di kawasan Pasar Senen besok malam. Penertiban dilakukan menjelang beroperasinya jalur busway Koridor IV yang melintasi kawasan itu.
Camat Senen, Hidayatullah, mengatakan penertiban akan digelar pada pukul 20.00 WIB besok. Ada 418 pedagang kaki lima di sana.
Hidayatullah mengatakan kehadiran mereka sanga mengganggu kelancaran lalu lintas di Stasiun Senen dan Jalan Gunung Sahari. Maka, jauh-jauh hari para pedagang sudah dikabari soal rencana peneribtan tersebut.
Arus lalu lintas di Jalan Gunung Sahari memang selalu macet saban hari. Para pedagang kaki lima dan penjual pakaian bekas tumpah sampai ke badan jalan. Kondisi ini kian parah setelah jalur busway dibangun.
Walbed, 40 tahun, salah seorang pedagang handuk di emperan Blok 6 Pasar Senen menolak penggusuran itu. Menurutnya aparat pemerintah tidak pernah memberikan tanggal pasti kapan pelaksanaan penertiban.
Walbed membenarkan bahwa seminggu yang lalu ada surat edaran dari Camat. "Nanti saya mau berjualan di mana?" kata ibu empat anak ini.
Hidayatullah mengatakan para pedagang untuk sementara ditempatkan di lahan kosong di RW 04 Kelurahan Senen dan Jalan Bungur Raya, Jakarta Pusat. Tapi itu pun tak akan dilakukan serta merta dengan penggusuran. Soalnya, perijinan untuk pemakaian lahan itu dari Pemerintah Kota Jakarta Pusat belum turun. "Pokoknya dibersihkan dulu biar lancar," katanya.
Mustafa Moses
Camat Senen, Hidayatullah, mengatakan penertiban akan digelar pada pukul 20.00 WIB besok. Ada 418 pedagang kaki lima di sana.
Hidayatullah mengatakan kehadiran mereka sanga mengganggu kelancaran lalu lintas di Stasiun Senen dan Jalan Gunung Sahari. Maka, jauh-jauh hari para pedagang sudah dikabari soal rencana peneribtan tersebut.
Arus lalu lintas di Jalan Gunung Sahari memang selalu macet saban hari. Para pedagang kaki lima dan penjual pakaian bekas tumpah sampai ke badan jalan. Kondisi ini kian parah setelah jalur busway dibangun.
Walbed, 40 tahun, salah seorang pedagang handuk di emperan Blok 6 Pasar Senen menolak penggusuran itu. Menurutnya aparat pemerintah tidak pernah memberikan tanggal pasti kapan pelaksanaan penertiban.
Walbed membenarkan bahwa seminggu yang lalu ada surat edaran dari Camat. "Nanti saya mau berjualan di mana?" kata ibu empat anak ini.
Hidayatullah mengatakan para pedagang untuk sementara ditempatkan di lahan kosong di RW 04 Kelurahan Senen dan Jalan Bungur Raya, Jakarta Pusat. Tapi itu pun tak akan dilakukan serta merta dengan penggusuran. Soalnya, perijinan untuk pemakaian lahan itu dari Pemerintah Kota Jakarta Pusat belum turun. "Pokoknya dibersihkan dulu biar lancar," katanya.
Mustafa Moses
20.1.07
DPRD tolak keaikan tarf
Kenaikan Tarif Busway Ditentang
TEMPO Interaktif, Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta menolak rencana pemerintah Jakarta menaikkan tarif busway. Pelayanan busway dinilai masih jauh dari memuaskan.
“Tarif busway tetap seperti saat ini sebesar Rp 3500,” kata Acmad Suadi, Ketua Komisi A, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, di Jakarta hari sabtu lalu.
Normansyah Lubis, anggota Komisi B, mengatakan banyak prasarana busway yang rusah dan tak ramah bagi penyandang cacat. “Contohnya lift di halte Sarinah masih rusak, padahal itu untuk penyandang cacat,” katanya.
Namun pemerintah Jakarta tampaknya tetap akan memutuskan kenaikan itu sebelum hari sabtu pekan ini. Gubernur Sutiyoso mengatakan tarif baru sudah ditetapkan sebelum koridor yang baru, yakni koridor IV sampai VI, diresmikan. | YUDHA SETIAWAN | REZA MAULANA
TEMPO Interaktif, Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta menolak rencana pemerintah Jakarta menaikkan tarif busway. Pelayanan busway dinilai masih jauh dari memuaskan.
“Tarif busway tetap seperti saat ini sebesar Rp 3500,” kata Acmad Suadi, Ketua Komisi A, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, di Jakarta hari sabtu lalu.
Normansyah Lubis, anggota Komisi B, mengatakan banyak prasarana busway yang rusah dan tak ramah bagi penyandang cacat. “Contohnya lift di halte Sarinah masih rusak, padahal itu untuk penyandang cacat,” katanya.
Namun pemerintah Jakarta tampaknya tetap akan memutuskan kenaikan itu sebelum hari sabtu pekan ini. Gubernur Sutiyoso mengatakan tarif baru sudah ditetapkan sebelum koridor yang baru, yakni koridor IV sampai VI, diresmikan. | YUDHA SETIAWAN | REZA MAULANA
11.1.07
Refleksi Busway
Dari suaratransjakarta:
REFLEKSI BUSWAY - RENUNGAN AWAL TAHUN 2007
Deddy Arief
Dear All Milisers & Profesional Tije,
Terasa ada sesuatu yang hambar apabila di awal tahun yang baru ini kita tidak mencoba untuk turut bersama-sama merenung atas segala perbuatan, sikap dan tingkah laku yang telah kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Renungan awal tahun ini tentu bukan hanya menilik atas segala perbuatan kita yang semata baik, bersifat ibadah ataupun amal saja, namun justru yang lebih hakiki adalah berupa refleksi total kita akan segala keburukan, kezaliman, kealpaan, kesalahan, kesombongan, penistaan, penganiayaan dan dosa-dosa yang sesungguhnya tak tertawarkan patut terbuang jauh-jauh dari segenap sendi kehidupan dan perilaku kita, khususnya dalam menyongsong hari depan. Hari ini haruslah selalu lebih baik dari hari kemarin.
Semua keluhan dan kritik yang terungkap di milis ini hendaknya menjadi renungan yang mendalam bagi segenap insan dan jajaran institusi yang bertanggung jawab dalam membina, merencanakan, mengelola, mengoperasikan dan merawat sistem busway yang kita cintai ini. Alih-alih menyelesaikan carut marutnya masalah transportasi di kota tercinta ini hendaknya tidaklah dengan menggali dan mencuatkan masalah yang baru ataupun mengabaikan kepentingan masyarakat luas, terlebih pengguna jasa busway itu sendiri.
Bahwa perjalanan masih jauh dan panjang, tentu perlu disadari oleh semua pihak,
Bahwa benturan akan semakin keras, tentu perlu disikapi secara lebih arif,
Bahwa disiplin dan kerja keras akan semakin lebih dituntut, tentu perlu diikhtiarkan dan diwujudkan secara nyata.
Semoga tiada tim investigasi kecelakaan yang perlu dibentuk khusus pada busway.
Semoga tiada titik air mata awak/penumpang, seperti yang dialami para pramugari akhir-akhir ini dalam setiap doa mereka menjelang take off.
(tentu miris hati ini membayangkan para pramugari nan ayu tersebut terhimpit dalam keterpaksaannya setiap kali mereka hendak menunaikan tugas).
Semoga tiada operator & regulator yang memaksa pramudi memacu bus demi selisih argo & kapasitas penumpang yang tak berarti.
Sekedar catatan akhir, gambar-gambar pada link berikut ini mudah-mudahan dapat memudahkan kita semua dan para pengguna busway pada umumnya dalam melakukan perjalanannya sehari-hari. Klik gambar terkait untuk memperbesar, kemudian klik 'Actual Size' icon pada internet explorer atau pada Window Explorer untuk melihat detailnya.
www.pamintori.com/refleksi-JUMTS
Potensi kapasitas angkut penumpang total dari 7 koridor sistem busway yang insya Allah terimplementasikan diawal tahun ini adalah 3,23 juta perjalanan penumpang/hari.
Daya angkut ini ekivalen dengan 68,7% dari seluruh perjalanan orang yang saat ini berlalu-lalang di wilayah DKI dan telah menyita seluruh ruang jalan kota dengan tebaran polusi dan jutaan liter pemborosan bahan bakarnya.
Betapa nyamannya jalan raya, udara kota dan seluruh sendi kehidupan kita, apabila 68% pengguna jalan raya tidak menyesakinya.
It's a real livable city, Jakarta akan benar-benar menjadi kota yang layak huni dan manusiawi bagi warganya.
Namun, potensi tersebut hanya akan teronggok menjadi potensi semata apabila tidak didaya-gunakan secara maksimal. Jumlah bus yang saat ini mampu disediakan hanya akan mampu mengangkut tidak lebih dari 210 ribu penumpang per hari (dibawah 10% dari total kapasitas angkut sistem). Tentu diperlukan terobosan-terobosan baru dalam pengadaannya.
Mudah-mudahan bermanfaat, membantu dan tidak menyesatkan.
Wass - DA
Deddy Arief
Dear All Milisers & Profesional Tije,
Terasa ada sesuatu yang hambar apabila di awal tahun yang baru ini kita tidak mencoba untuk turut bersama-sama merenung atas segala perbuatan, sikap dan tingkah laku yang telah kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Renungan awal tahun ini tentu bukan hanya menilik atas segala perbuatan kita yang semata baik, bersifat ibadah ataupun amal saja, namun justru yang lebih hakiki adalah berupa refleksi total kita akan segala keburukan, kezaliman, kealpaan, kesalahan, kesombongan, penistaan, penganiayaan dan dosa-dosa yang sesungguhnya tak tertawarkan patut terbuang jauh-jauh dari segenap sendi kehidupan dan perilaku kita, khususnya dalam menyongsong hari depan. Hari ini haruslah selalu lebih baik dari hari kemarin.
Semua keluhan dan kritik yang terungkap di milis ini hendaknya menjadi renungan yang mendalam bagi segenap insan dan jajaran institusi yang bertanggung jawab dalam membina, merencanakan, mengelola, mengoperasikan dan merawat sistem busway yang kita cintai ini. Alih-alih menyelesaikan carut marutnya masalah transportasi di kota tercinta ini hendaknya tidaklah dengan menggali dan mencuatkan masalah yang baru ataupun mengabaikan kepentingan masyarakat luas, terlebih pengguna jasa busway itu sendiri.
Bahwa perjalanan masih jauh dan panjang, tentu perlu disadari oleh semua pihak,
Bahwa benturan akan semakin keras, tentu perlu disikapi secara lebih arif,
Bahwa disiplin dan kerja keras akan semakin lebih dituntut, tentu perlu diikhtiarkan dan diwujudkan secara nyata.
Semoga tiada tim investigasi kecelakaan yang perlu dibentuk khusus pada busway.
Semoga tiada titik air mata awak/penumpang, seperti yang dialami para pramugari akhir-akhir ini dalam setiap doa mereka menjelang take off.
(tentu miris hati ini membayangkan para pramugari nan ayu tersebut terhimpit dalam keterpaksaannya setiap kali mereka hendak menunaikan tugas).
Semoga tiada operator & regulator yang memaksa pramudi memacu bus demi selisih argo & kapasitas penumpang yang tak berarti.
Sekedar anekdot, konon ada pemuka agama yang ditolak masuk surga karena seluruh peserta ceramahnya selalu tertidur. Sebaliknya para pengemudi mikrolet dan metromini yang ngebut, ugal-ugalan, serobot sana sini justru dipersilahkan masuk surga, karena semua penumpangnya yang ketakutan jadi selalu berdoa dengan khusyu dan sungguh-sungguh.Semoga tiada para pramudi busway yang menjadi kawan baru mereka..
Sekedar catatan akhir, gambar-gambar pada link berikut ini mudah-mudahan dapat memudahkan kita semua dan para pengguna busway pada umumnya dalam melakukan perjalanannya sehari-hari. Klik gambar terkait untuk memperbesar, kemudian klik 'Actual Size' icon pada internet explorer atau pada Window Explorer untuk melihat detailnya.
www.pamintori.com/refleksi-JUMTS
Potensi kapasitas angkut penumpang total dari 7 koridor sistem busway yang insya Allah terimplementasikan diawal tahun ini adalah 3,23 juta perjalanan penumpang/hari.
Daya angkut ini ekivalen dengan 68,7% dari seluruh perjalanan orang yang saat ini berlalu-lalang di wilayah DKI dan telah menyita seluruh ruang jalan kota dengan tebaran polusi dan jutaan liter pemborosan bahan bakarnya.
Betapa nyamannya jalan raya, udara kota dan seluruh sendi kehidupan kita, apabila 68% pengguna jalan raya tidak menyesakinya.
It's a real livable city, Jakarta akan benar-benar menjadi kota yang layak huni dan manusiawi bagi warganya.
Namun, potensi tersebut hanya akan teronggok menjadi potensi semata apabila tidak didaya-gunakan secara maksimal. Jumlah bus yang saat ini mampu disediakan hanya akan mampu mengangkut tidak lebih dari 210 ribu penumpang per hari (dibawah 10% dari total kapasitas angkut sistem). Tentu diperlukan terobosan-terobosan baru dalam pengadaannya.
Mudah-mudahan bermanfaat, membantu dan tidak menyesatkan.
Wass - DA
6.1.07
Affordable bus fares
The opening of new busway routes in Jakarta indicates that the system, established in 2004, has received a positive response from the public. Since its establishment, the busway, the seed for an envisioned comprehensive Mass Rapid Transit (MRT) system, has grown to include three routes. The first is from Blok M (South Jakarta) to Kota (downtown); the second from Pulo Gadung (East Jakarta) to Harmoni (downtown); and the third from Harmoni to Kalideres (West Jakarta). Several more routes are in the construction phase.
With its fleet of TransJakarta buses, the busway has enjoyed growing popularity among residents. While there has not been any thorough research done on the subject, it is generally accepted that more and more people are leaving their cars at home and taking TransJakarta buses to the office.
Several new busway corridors will open this year. These new routes will connect Pulo Gadung and Hotel Indonesia; Kampung Melayu (East Jakarta) and Ancol (North Jakarta); Ragunan Zoo (South Jakarta) and Kuningan; and Kampung Rambutan (East Jakarta) and Kampung Melayu, also in East Jakarta.
However, as the city administration opens new routes it will have to spend more money subsidizing the busway's operations.
Once the new corridors are launched this year the administration will have to allocate Rp 382 billion to subsidize busway services. However, the administration appears to be rethinking the decision to so heavily subsidize the system. This despite the fact that the busway is part of the public transportation system, which in other countries are subsidized by the government because these countries recognize it is their duty to provide safe and reliable public transportation for citizens.
With a one-way ticket on the busway costing Rp 3,500 per person, the city administration has spent about Rp 100 billion a year subsidizing the system since its introduction.
A passenger traveling on the busway from Blok M to Ratu Plaza pays Rp 3,500, the same price as a person taking the same bus from Blok M to its final stop in Kota. Those going from Pulo Gadung to Kalideres will pay Rp 7,000; Rp 3,500 for Pulo Gadung to Harmoni, and another Rp 3,500 for Harmoni to Kalideres.
The administration and the City Council have been working on a solution to curb the subsidy, and the tentative solution they seem to have arrived at is to increase the TransJakarta fare from Rp 3,500 to Rp 5,000 per trip.
By increasing the fare the subsidy is expected to drop to Rp 100 billion, according to the chairman of the council's transportation commission, Sayogo Hendrosubroto.
This solution sounds reasonable in terms of keeping the subsidy down. But in terms of keeping the busway fare affordable for the majority of people, the planned fare hike needs to be reconsidered. The busway was designed to become the embryo for a comprehensive MRT system, with the understanding that the system should be able to transport as many as people as possible as quickly as possible.
If the number of passengers falls due to rising fares, the objective of the Mass Rapid Transit system cannot be achieved. The system will be rapid but will lose the mass aspect by pricing too many people out of the system.
If the busway fare is raised to Rp 5,000 per trip, a person traveling from Pulo Gadung to Kalideres would have to spend Rp 20,000 for a round trip, which would work out to Rp 400,000 a month if the trip was taken five days a week.
This will discourage people from taking TransJakarta busses and encourage them to buy motorcycles on installment plans, meaning the busway will have failed in its goal.
There must be some other solution. The busway fare must be affordable, but at the same time the city administration should not have to spend so much subsidizing the system.
Changing the ticketing system could be one alternative. People traveling to Ratu Plaza from Blok M should not have to purchase a full-price ticket to Kota. A ticketing system similar to ones used in Bangkok, Kuala Lumpur and Singapore should be considered. In these cities, passengers pay different amounts depending on the distance they are traveling. Such a system could be more acceptable to both passengers and the city administration.
However, such a ticketing system would probably require more of an investment, but the results would justify the expense.
With its fleet of TransJakarta buses, the busway has enjoyed growing popularity among residents. While there has not been any thorough research done on the subject, it is generally accepted that more and more people are leaving their cars at home and taking TransJakarta buses to the office.
Several new busway corridors will open this year. These new routes will connect Pulo Gadung and Hotel Indonesia; Kampung Melayu (East Jakarta) and Ancol (North Jakarta); Ragunan Zoo (South Jakarta) and Kuningan; and Kampung Rambutan (East Jakarta) and Kampung Melayu, also in East Jakarta.
However, as the city administration opens new routes it will have to spend more money subsidizing the busway's operations.
Once the new corridors are launched this year the administration will have to allocate Rp 382 billion to subsidize busway services. However, the administration appears to be rethinking the decision to so heavily subsidize the system. This despite the fact that the busway is part of the public transportation system, which in other countries are subsidized by the government because these countries recognize it is their duty to provide safe and reliable public transportation for citizens.
With a one-way ticket on the busway costing Rp 3,500 per person, the city administration has spent about Rp 100 billion a year subsidizing the system since its introduction.
A passenger traveling on the busway from Blok M to Ratu Plaza pays Rp 3,500, the same price as a person taking the same bus from Blok M to its final stop in Kota. Those going from Pulo Gadung to Kalideres will pay Rp 7,000; Rp 3,500 for Pulo Gadung to Harmoni, and another Rp 3,500 for Harmoni to Kalideres.
The administration and the City Council have been working on a solution to curb the subsidy, and the tentative solution they seem to have arrived at is to increase the TransJakarta fare from Rp 3,500 to Rp 5,000 per trip.
By increasing the fare the subsidy is expected to drop to Rp 100 billion, according to the chairman of the council's transportation commission, Sayogo Hendrosubroto.
This solution sounds reasonable in terms of keeping the subsidy down. But in terms of keeping the busway fare affordable for the majority of people, the planned fare hike needs to be reconsidered. The busway was designed to become the embryo for a comprehensive MRT system, with the understanding that the system should be able to transport as many as people as possible as quickly as possible.
If the number of passengers falls due to rising fares, the objective of the Mass Rapid Transit system cannot be achieved. The system will be rapid but will lose the mass aspect by pricing too many people out of the system.
If the busway fare is raised to Rp 5,000 per trip, a person traveling from Pulo Gadung to Kalideres would have to spend Rp 20,000 for a round trip, which would work out to Rp 400,000 a month if the trip was taken five days a week.
This will discourage people from taking TransJakarta busses and encourage them to buy motorcycles on installment plans, meaning the busway will have failed in its goal.
There must be some other solution. The busway fare must be affordable, but at the same time the city administration should not have to spend so much subsidizing the system.
Changing the ticketing system could be one alternative. People traveling to Ratu Plaza from Blok M should not have to purchase a full-price ticket to Kota. A ticketing system similar to ones used in Bangkok, Kuala Lumpur and Singapore should be considered. In these cities, passengers pay different amounts depending on the distance they are traveling. Such a system could be more acceptable to both passengers and the city administration.
However, such a ticketing system would probably require more of an investment, but the results would justify the expense.
1.1.07
Busway - unofficial blog
Warga Jakarta dan para pengunjungnya,
Busway hadir sejak Januari 2004, harapan untuk memiliki transportasi yang nyaman dan cepat akhirnya mulai terwujud. Blog ini lahir berkat kenyamanan yang dijanjikan hanya berlangsung sesaat.
Tigatahun lebih, bagaikan tetap di posisi awal, bahkan mundur jika melihat layanannya. Faktor penyebabnya banyak dan kompleks, dari tidak adanya sosialisasi, uji coba sistem, hingga perekrutan tenaga-tenaga ahli transportasi urban.
Kita memang harus menjalaninya dengan trial and error, karena tidak ada acuan yang tepat untuk diterapkan di Jakarta.
Blog ini adalah upaya untuk merekam perkembangannya, mengumpulkan data dan tawaran solusi untuk terciptanya sistem dan kultur bertransportasi yang lebih baik dari sekarang...
Anda bisa berpartisipasi menyumbang pemikiran yang berkaitan dengan transportasi Jakarta dengan mendaftarkan email anda.
Busway hadir sejak Januari 2004, harapan untuk memiliki transportasi yang nyaman dan cepat akhirnya mulai terwujud. Blog ini lahir berkat kenyamanan yang dijanjikan hanya berlangsung sesaat.
Tigatahun lebih, bagaikan tetap di posisi awal, bahkan mundur jika melihat layanannya. Faktor penyebabnya banyak dan kompleks, dari tidak adanya sosialisasi, uji coba sistem, hingga perekrutan tenaga-tenaga ahli transportasi urban.
Kita memang harus menjalaninya dengan trial and error, karena tidak ada acuan yang tepat untuk diterapkan di Jakarta.
Blog ini adalah upaya untuk merekam perkembangannya, mengumpulkan data dan tawaran solusi untuk terciptanya sistem dan kultur bertransportasi yang lebih baik dari sekarang...
Anda bisa berpartisipasi menyumbang pemikiran yang berkaitan dengan transportasi Jakarta dengan mendaftarkan email anda.