tag:blogger.com,1999:blog-69192160709184993592024-03-05T18:00:45.462+07:00Batavia Buswaybusway, Jakarta, TransJakarta, koridor, halte, JPO, SWPA, HCB, Harmoni, Sarinah, denah, peta, DTK, BLU, BBG, bus, armada, separator, tiket, Jakcard, dishubUnknownnoreply@blogger.comBlogger363125tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-31737128840667097772009-04-29T14:59:00.000+07:002009-04-29T15:01:22.172+07:00Seorang tewas tertabrak bus TransjakartaSebuah bus TransJakarta menabrak 2 perempuan penumpang angkutan Kopaja. Siti Suratinah (22), salah satu perempuan naas tersebut, tewas di tempat. Sedangkan Reqian (20) terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena luka-lukanya.<br /><span id="fullpost"><br />Seperti dilansir situs TMC Polda Metro Jaya, Rabu (29/4/2009), bus TransJ bernopol B 7992 IX itu tengah melaju menuju Manggarai, Jakarta, Selasa (28/4/2009) sekitar pukul 22.00 WIB.<br /><br />Sesampainya di dekat halte Pasar Rumput, sebuah Kopaja yang melaju di depannya berhenti secara mendadak dan menurunkan penumpang.<br /><br />Suratinah dan Reqian yang baru turun dari Kopaja itu berada di jalur busway begitu turun dari angkutan. Tak ayal lagi, bus TransJ yang tengah melaju itu menabraknya mereka berdua.<br /><br />Suratinah yang asal Magelang itu meninggal seketika di tempat. Sedangkan Reqian yang tinggal di Bintaro mengalami luka-luka dan dilarikan ke RS Agung Manggarai.[detikcom]<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-40308277065408854922008-10-24T02:19:00.002+07:002008-11-07T02:27:18.637+07:00Busway akan dikelola asingPemprov DKI menawarkan pengembangan sistem operasional lima koridor busway, yaitu koridor 11 (Pulo Gebang-Kampung Melayu), 12 (Pluit -Tanjung Priok), 13 (Pondok Kelapa-Blok M), 14 (UI-Manggarai), dan 15 (Ciledug-Blok M), kepada investor asing. <br />Penawaran atas investasi senilai Rp 500 miliar itu dipaparkan dalam Forum Bisnis Jakarta (Jakarta Business Forum-JBF) bertema Invest Jakarta 2008 yang digelar Pemprov DKI, Kamis (23/10).<br /><span id="fullpost"><br />Ada lima proyek ditawarkan kepada investor dari 14 negara: pengadaan bus Transjakarta, pembangunan Terminal Pulogebang (Rp 30 miliar), pembangunan enam ruas jalan tol (Rp 40 triliun), kelanjutan pembangunan monorel senilai (Rp 6,5 triliun), dan penanganan limbah.<br /><br />"BLU Transjakarta tetap menangani uang negara. Tapi, BLU kan bisa kerja sama dengan pihak lain, misalnya untuk tiketing," ujar Kabid Perencanaan dan Promosi BKM PKUD Harry Soesetyo.<br />Ia mengatakan, sistem tiketing sekarang masih tradisional. Di Singapura, sistem tiket hanya dengan melewatkan dompet di samping pemindai—mirip sistem barcode—penumpang bisa naik bus. Selain itu, perlu ada pembangunan jaringan fiber optik pada jalur Transjakarta untuk memonitor jumlah penumpang dan posisi bus. [selengkapnya di <a href="http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/24/03573689/investor.asing.ditawari.kelola.busway">Kompas</a>]<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-57654189909332558242008-06-16T10:56:00.005+07:002008-06-16T14:44:47.270+07:00Diskusi Busway di Veteran<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYQCFKP0-vIxe8aRKP66loBlxrK-i5CMzGNPTF1sk0-kd8jgK27T1xBQMIX5PFtsEy7He9B_AhyaGEs7pr7bqqSKUDvfdpNHO7tuyRkdER3EDPhUJcmCpO8uJsjoityr9UvHY1r6lHHwA/s1600-h/Denah-Veteran.png"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYQCFKP0-vIxe8aRKP66loBlxrK-i5CMzGNPTF1sk0-kd8jgK27T1xBQMIX5PFtsEy7He9B_AhyaGEs7pr7bqqSKUDvfdpNHO7tuyRkdER3EDPhUJcmCpO8uJsjoityr9UvHY1r6lHHwA/s320/Denah-Veteran.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212324626800202450" border="0" /></a>Meramaikan perayaan 481 tahun Jakarta, di jalan Veteran I no.32 akan diselenggarakan diskusi mengenai perkembangan busway di Jakarta.<br /><br />Peranan busway semakin penting ketika harga BBM naik. Para pengguna yang terbiasa nyaman di mobil, dan cepat tiba di tujuan menggunakan sepedamotor, tentu mengharapkan kondisi yang sekurangnya sama. Dan TransJakarta dan Pemprov DKI tentu akan sangat repot jika peningkatan pengguna melonjak melampaui kapasitas.<br /><br />Diskusi ini diharap dapat menyamakan visi, sebagai jalan untuk menemukan solusi atas segala permasalahan yang ada, dan mengarah pada terciptanya transportasi publik yang nyaman bagi semua warga.<br /><br />Menurut rencana, akan dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Juni 2008 jam 14:00-17:00.<br />Akan hadir representatif dari para <span style="font-style: italic;">stakeholder busway </span>seperti Dinas Perhubungan DKI, Direktorat Lalu Lintas Metro Jaya, BLU TransJakarta, Konsorsium, Dewan Transportasi Kota, Pengamat dan tentunya juga para pengguna TransJakarta.<br /><br />Aqua, kopi, teh dan makanan kecil disediakan oleh panitia untuk seluruh hadirin. Mari kita hadiri, dengan niat untuk meningkatkan kualitas hidup bersama di ibu kota, meyampaikan aspirasi sekaligus membuka hati untuk memahami segala baik-buruknya dampak dari kehadiran dan pengoperasian busway.<br /><br />Pada denah lokasi acara, terlewatkan tanda bagi anda yang datang dari arah Thamrin menggunakan kendaraan pribadi:<br />bisa ke Harmoni lalu melalui Juanda dan Veteran 3 menuju Veteran 1<br />atau di bundaran Bank Indonesia melalui Stasiun Gambir berputar di depan Mahkamah Agung menuju Veteran 1.<br /><br />Menggunakan busway koridor 3 (dari Harmoni atau Pasar Baroe) turun di halte Juanda, atau koridor 2 (dari arah PuloGadung menuju Harmoni) , turun di halte Istiqlal atau halte Juanda.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-78920929253988262652008-05-30T07:41:00.003+07:002008-06-01T08:14:02.594+07:00Ujicoba busgandeng<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://lh3.google.com/bataviase/R5AAfBLmhdI/AAAAAAAABg4/h1PMY-C6lF4/Busway_nantes_01%5B5%5D"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px;" src="http://lh3.google.com/bataviase/R5AAfBLmhdI/AAAAAAAABg4/h1PMY-C6lF4/Busway_nantes_01%5B5%5D" alt="" border="0" /></a>"Semuanya siap beroperasi," ujar Direktur Utama PT Jakarta Mega Trans <span style="font-weight: bold;">Atin Soetisna</span>. Tiga dari 10 bus gandeng Transjakarta melakukan uji coba di lintasan koridor V, Kampung Melayu-Ancol. Bus dengan kapasitas 160 penumpang itu akan dioperasikan mulai pekan depan.<br /><br />Atin menerangkan bus itu sebenarnya sudah akan beroperasi setahun lalu. Namun, pihak operator belum bisa mengoperasikan bus tersebut lantaran adanya sengketa penyelesaian pajak bea masuk. Saat itu, kata dia, besaran pajak yang ditetapkan sama dengan ketentuan mobil mewah atau sebesar 40 persen.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Belakangan, pemerintah melalui Departemen Keuangan dan Departemen Perhubungan menyetujui untuk menurunkan beban pajak bea masuk menjadi 10 persen,"</span> kata Atin. Menurut rencana, tutur Atin, PT Jakarta Mega Trans akan menambah jumlah bus gandeng menjadi 17 unit. <span style="font-style: italic;">"Akan kami datangkan dalam waktu dekat,"</span> katanya.<br /><span id="fullpost"><br />Bus sepanjang 10 meter itu memiliki kapasitas 38 bangku dengan 110 pegangan bagi penumpang yang berdiri. Tersedia ruang bagi penumpang dengan kebutuhan khusus, terletak persis di belakang bangku sopir. <span style="font-style: italic;">"Yang jelas, daya tampungnya lebih besar,"</span> katanya.<br /><br />Direktur Operasional Badan Layanan Umum Transjakarta <span style="font-weight: bold;">Rene Nunumete</span> menambahkan, operasionalisasi bus gandeng juga sedang direncanakan untuk koridor I, Blok M-Kota. Meski demikian, ia belum bisa memastikan kapan rencana tersebut dapat direalisasi. <span style="font-style: italic;">"Tarif bus gandeng tetap sama,"</span> ujarnya. [dari Koran Tempo]<br /><br />Sebanyak 10 bus gandeng akan dioperasikan Juni 2008 mendatang dibarengi dengan beroperasinya tiga koridor busway baru lainnya yaitu busway Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni), Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit), dan Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok).<br /><br /><span style="font-style: italic;"> "Ini belum mengangkut penumpang. Ini baru sebatas uji coba koridor,"</span> kata Rene Nunumete. Menurutnya ini ujicoba untuk pengenalan koridor serta penyesuaian kondisi lalu lintas. Tiga bus gandeng diujicobakan di koridor VII Ancol-Pademangan-Senen-Matraman-Kampung Melayu.<br />Tanggal pengoperasian bus gandeng menunggu Gubernur. <span style="font-style: italic;">"Beroperasinya pada Juni mendatang. Namun, waktu persisnya masih harus menunggu keputusan gubernur,"</span> tandas Rene.<br /><br />Pemerintah akan membayar Rp 16.661 per kilometer tempuh sesuai dengan tarif lelang. Daya tampungnya 180 penumpang, dua kali lebih banyak daripada daya angkut bus tunggal. Tarif akan sama dengan tarif bus tunggal yaitu sebesar Rp 3.500.<br /><br />Sejak didatangkan dari China pada tahun 2007 lalu, pengadaan armada bus gandeng ini banyak mengalami kendala. Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan biaya bea masuk sebesar Rp 471 juta. [dari BeritaJakarta]<br /><br /><a href="http://bataviase.wordpress.com/2007/04/09/bus-gandeng-di-busway/">Bus Gandeng di Busway</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-58908177197517008782008-04-18T02:31:00.001+07:002008-04-21T02:34:30.875+07:00Tentang tarif per kmPembahasan penetapan tarif busway yang selama ini menjadi perdebatan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan operator bus Transjakarta akan selesai pada April 2008 mendatang. Hasil dari kesepakatan ini nantinya juga akan dijadikan materi untuk memperbaharui <span style="font-weight: bold;">perjanjian kerja sama (PKS) tarif</span> yang diharus dibayarkan ke operator.<br /><span id="fullpost"><br />Wakil Gubernur DKI Jakarta, <span style="font-weight: bold;">Prijanto </span>mengungkapkan, tim kecil yang ditunjuk merumuskan penetapan tarif per kilometer yang harus dibayarkan Pemprov DKI melalui Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta kepada operator-operator busway akan selesai melakukan pengkajian pada akhir April 2008 ini. <span style="font-style: italic;">"Hasil dari rumusan tim kecil ini akan kita sampaikan ke operator,"</span> ujar Prijanto di Balaikota, Jumat (18/4).<br /><br />Dalam penetapan tarif per kilometer tersebut, ungkap Prijanto, BPKP berfungsi sebagai mediator dalam merumuskan tarif. Menurut wagub keberadaan BPKP sangat penting artinya bagi Pemprov DKI agar tidak mengambil keputusan yang salah dalam penetapan tarif imbalan ke masing-masing operator. <span style="font-style: italic;">"Apabila salah mengambil keputusan, tentu akan merugikan keuangan negara,"</span> jelas Prijanto.<br /><br />Ia juga mengungkapkan hasil dari rumusan tim kecil tersebut juga akan menjadi acuan untuk memperbaharui paket PKS dengan para operator bus Transjakarta.<br /><br />Sementara itu, terkait tunggakan yang belum dibayarkan kepada operator, wagub menuturkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengeluarkan instruksi gubernur perihal pembayaran hingga Maret ini. Sedangkan pembayaran pada Bulan Januari yang mengalami kelebihan akan diperhitungkan sesuai dengan hasil kesepakatan yang ada.<br /><br />Sebelumnya, penetapan tarif busway mengalami kekisruhan. Hal ini berawal dari keinginan BLU Transjakarta untuk menerapakan tarif hasil lelang yang dimenangkan oleh<span style="font-weight: bold;"> PT Lorena</span> ke semua operator. Dalam hasil lelang tersebut ditetapkan sebesar Rp 9.300- Rp 9.500 per kilometernya. Sementara operator lama tetap bersikeras dengan tarif yang dibayarkan sebelumnya yakni Rp 12.885 per kilometernya. [<a href="http://beritajakarta.com/V_Ind/default.asp">BeritaJakarta</a>]<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-20855990575899446972008-04-15T00:22:00.000+07:002008-04-15T08:53:50.385+07:00Busway di pinggir Jakarta<p>”Saya mendukung program transportasi massa ini jika cukup berhenti di Kampus UI. Namun, jika bus transjakarta harus masuk Jalan Margonda Raya, saya kira belum waktunya karena lebar jalan ini belum memadai,” kata <strong>Nur Mahmudi Isma’il</strong>, Wali Kota Depok Nur menjawab Kompas, Senin malam kemarin.</p> <p><strong>Achmad Heryawan</strong>, Gubernur Jawa Barat terpilih, berjanji mendorong kepala daerah di perbatasan DKI Jakarta untuk menyediakan sarana pendukung bagi warga yang akan naik bus transjakarta di halte-halte dekat perbatasan.</p> <p><strong>Udar Pristono</strong>, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, memaparkan, halte-halte di perbatasan dengan daerah penyangga dibangun untuk membantu warga Bodetabek yang bekerja di Jakarta. Koridor-koridor baru yang akan diselesaikan hingga tahun 2010 adalah UI-Pasar Minggu-Manggarai, Pondok Kelapa-Blok M, Pulogebang-Kampung Melayu, dan Ciledug-Blok M.</p> <p>Wali Kota Depok setuju jika ada halte di UI. ”Warga Depok cukup ke halte busway di UI, lalu mereka sudah bisa ke lokasi mana saja di Jakarta.”  Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana agar warga Depok dengan nyaman menuju halte busway di UI. ”Bisa disediakan bus pengumpan atau feeder dari depan Pesona Khayangan, misalnya, atau lokasi lainnya di Depok,” katanya.</p> <p><strong>Nurmansjah Lubis</strong>, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, menegaskan untuk mewujudkan pola transportasi makro di Jakarta sesuai dengan Peraturan Daerah No 103/2007, Gubernur DKI harus duduk bersama dengan kepala daerah di Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang. Jika tidak diantisipasi sejak dini, warga Bodetabek yang bekerja di Jakarta akan makin tersiksa saat menuju Jakarta dan saat kembali ke rumah. [dari <a href="http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01415359&channel=2&mn=163&idx=163" target="_blank">Kompas</a>]</p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-26165657650788205572008-04-11T11:20:00.001+07:002008-04-11T11:20:37.487+07:00This is my way<p>Belajar busway ke Bogota tapi tidak belajar bikeway. Absurd sebetulnya, tapi di seputar kita memang banyak hal yang absurd. Saya sering merefer ke Bogota karena mendambakan pengelola kota seperti mereka —yang manusiawi dan banyak memberi pada warganya, terutama yang kurang mampu. <br />Bayangkan, di setiap komunitas kecil dibangun perpustakaan, bahkan ada tiga perpustakaan mewah multi-lantai dilengkapi komputer dan internet, di tengah pemukiman-pemukiman kaum tidak mampu. Tidak mampu beli buku tapi diupayakan bisa baca. <br />Seratus persen rumah penduduk sudah dialiri air bersih sejak lima tahun lalu. Padahal jabatan pemimpin hanya tiga tahun dan tidak boleh dua kali berturut-turut. Padahal jumlah populasiya tidak jauh beda dengan Jakarta. </p> <p>Barangkali solusinya bukan hanya terletak pada individu pemimpin, melainkan pada aturan perundangan yang mendorong calon pemimpin untuk memiliki visi dan ketangkasan yang memadai. Nanti akan ditulis di sini kalau sudah dapat jawabannya. </p> <p><img src="http://bataviamap.googlepages.com/bikeway-bogota.jpg" /></p> <p>Ini denah kota Bogota. Garis merah adalah koridor busway, titik-titik merah itu terminal busway. Jalur sepeda digambarkan dengan garis biru, titik biru adalah terminal busway yang meenyediakan fasilitas parkir sepeda. </p> <p>Ini elemen penting yang diabaikan dalam konsep TransJakarta. Di Bogota ia terintegrasi dalam sistem TransMilenio. Total panjang jaringannya sekitar 240 km, menghubungkan area pemukiman dengan halte-halte dan pusat-pusat kegiatan. </p> <p>Berbagai kampanye dan dorongan untuk bersepeda dilakukan dengan gencar dan terarah. Setiap hari Minggu dan hari libur adalah hari bersepeda — mereka sebut ciclovia— setahun sekali seluruh jalan tertutup bagi kendaraan bermotor. Walikota dan para pejabat pada hari-hari tertentu bersepeda ke kantor. Peraturan dan hukumnya juga disosialisasikan. </p> <p><img style="margin: 0px 0px 0px 10px" src="http://bataviamap.googlepages.com/bikeway-usa.jpg" align="right" /> Interkoneksi antar busway dan bikeway memperlihatkan bahwa mobilitas kalangan kurang mampu yang menjadi prioritas, dirancang agar siapa pun bisa kemana saja dengan mudah dan murah. Dari rumah bersepeda, titipkan di terminal atau taruh di hidung bus, lanjutkan perjalanan dengan busway. Jika mampu, beli saja sepeda kedua, simpan di sekitar kantor untuk memudahkan akses dari kantor ke terminal. </p> <p>Mobilitas menggunakan kombinasi bus dan sepeda semakin banyak diterapkan di berbagai kota. Di Amerika dan Italia programnya disebut Bike ‘N Ride; di Austalia ada BikeBus, Jerman menyebutnya Bus & Bike. Umumnya baru beberapa bus saja dari tiap armada yang dilengkapi rak sepeda, dioperasikan pada jam-jam tertentu saja. </p> <p>Di luar sana orang sedang berupaya keras agar anak cucu tidak diwarisi kerusakan alam, bahkan ada jalan-jalan tol dihancurkan, diganti dengan taman (Big Dig - Boston, USA). Sementara di sini malah akan dibangun jalan tol-dalam-kota. Enam ruas, lagi. <br />Di era keterbukaan informasi ini ternyata kita masih berada di dalam tempurung.  </p> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-62838917446786556862008-04-08T07:59:00.001+07:002008-04-08T07:59:50.510+07:00Sterilisasi belum maksimal<p>Upaya aparat DKI Jakarta mensterilisasi koridor busway dari kendaraan selain bus Transjakarta tak maksimal. Hingga Senin, misalnya, masih ada jalur busway yang tetap diserobot pengendara sepeda motor, mobil pribadi, dan bus kota.</p> <p>Koridor III, antara Kalideres dan Harmoni, termasuk salah satu jalur busway yang paling sering diserobot. Misalnya, sejak di persimpangan Tomang ke arah Grogol, hingga depan Universitas Tarumanegara atau sebaliknya dari Grogol ke Tomang. Penyerobotan juga terlihat di ruas Jalan Daan Mogot serta Jalan Pangkal Pinang, masing-masing di kedua arahnya.</p> <p>Di Koridor II, antara Pulo Gading dan Harmoni, penyerobotan terlihat di Jalan Suprapto, Tanah Tinggi. Di kawasan Senen, menuju RS Gatot Soebroto hingga Gereja Katedral. Pada Senin kemarin, dua bus yang hendak melaju di Jalan Suprapto sekitar pukul 14.00 terhambat di Tanah Tinggi. Pada umumnya ruas yang diserobot tidak dijaga petugas.</p> <p>Padahal, pada awal Maret lalu Kepala Subdinas Pengendalian Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta Riza Hashim menegaskan, pihaknya tidak akan memberi toleransi pada kendaraan lain yang masuk ke busway, sekalipun terjadi stagnasi di jalur reguler. Untuk kelancaran arus lalu lintas di busway disiagakan 616 petugas di tujuh koridor yang sudah dilalui bus transjakarta.</p> <p>”Kami akan konsisten menerapkannya. Semacet apa pun jalan umum, koridor busway takkan dibuka untuk dilalui kendaraan lain. Koridor busway untuk bus transjakarta,” kata Riza Hashim saat itu (Kompas, 6/3).</p> <p>Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, upaya sterilisasi busway dari kendaraan lain sudah dilakukan sejak awal Maret. ”Penertiban sudah dilakukan oleh dinas perhubungan bersama aparat lain dari kepolisian, Tramtib, dan bahkan polisi militer,” kata Pristono menjelaskan.</p> <p>Menurut dia, jika hingga saat ini masih ada koridor yang diserobot kendaraan umum, itu tidak bisa dihindari karena proses penyadaran masyarakat sedang berjalan. Namun, efektivitasnya sudah mulai terlihat, antara lain terjadi di Koridor VI (Ragunan-Halimun/Dukuh Atas).</p> <p>”Jumlah pengguna kendaraan pribadi yang pindah ke bus transjakarta meningkat 400-500 orang per hari,” kata Pristono.</p> <p>Keterangan itu juga dibenarkan Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Darmaningtyas yang dihubungi secara terpisah. Dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, setiap hari ada 288 mobil pribadi dan 210 sepeda motor diparkir di Ragunan dan pengendaranya beralih ke bus transjakarta. Sebelum strerilisasi, hanya ada tidak sampai 200 kendaraan pribadi yang diparkir setiap harinya.</p> <p>Riza Hashim juga menambahkan, sudah ada 113 kendaraan lain yang ditilang karena menyerobot busway, 2-4 April ini. ”Kendaraan yang paling banyak masuk jalur bus transjakarta adalah sepeda motor,” kata Riza.</p> <p>Dia juga menambahkan, ”Kendaraan pribadi ditilang polisi dan angkutan umum ditindak aparat Dishub. Kami menyita dokumen seperti buku kir, buku trayek, atau izin usaha.” (dari <a href="http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.08.01370635&channel=2&mn=163&idx=163" target="_blank">Kompas</a>)</p> Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-1059444914183688162008-04-07T12:16:00.001+07:002008-04-07T12:16:42.388+07:00Busgandeng sengaja tidak dioperasikan<h5>Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta mengaku tekor. Penerimaan dari penjualan tiket hanya bisa menutupi biaya pengeluaran sekitar 64,2 persen. Konsorsium atau operator <i>busway</i> menduga ada kebocoran dalam penjualan tiket. </h5> <p>Berdasarkan data BLU, tahun lalu, jumlah penumpang <i>busway</i> tercatat 61.761.573 orang. Pendapatan dari penjualan karcis Rp 206,89 miliar dan pengeluarannya Rp 322 miliar. Sehingga ada defisit Rp 115 miliar. </p> <p>Defisit ditutup oleh subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta senilai Rp 200,5 miliar. Dana itu hanya terserap Rp 152,34 miliar. "Sisanya, Rp 48 miliar, dikembalikan ke kas daerah," kata Kepala BLU Transjakarta Drajad Adhyaksa. </p> <p>Dijelaskan, dari pengeluaran Rp 322 miliar, sebanyak 87,79 persen atau Rp 282,89 miliar dipakai untuk membayar operator <i>busway</i> di 7 koridor. Karena pendapatan dari penjualan tiket hanya Rp 206 miliar, BLU tekor Rp 76 miliar untuk membayar konsorsium. </p> <p>Biaya operasional menghabiskan dana Rp 40 miliar untuk gaji pegawai. Saat ini BLU memiliki 150 pegawai tetap dan sekitar 2.000 karyawan <i>outsourcing</i>. Pekerja <i>outsourcing</i> terdiri atas petugas tiket, keamanan, dan kebersihan. </p> <p>Meski BLU mengaku tekor, konsorsium berpendapat ada kebocoran dalam hitung-hitungan penjualan tiket. </p> <p><strong>Hitung-hitungan versi konsorsium. </strong></p> <p>Operator <i>busway</i> memperkirakan jumlah penumpang <i>busway</i> sehari rata-rata 250 ribu atau 90 juta penumpang per tahun. Jika jumlah penumpang itu dikalikan dengan harga tiket Rp 3.500, dibukukan penghasilan Rp 315 miliar per tahun. Dengan pengeluaran BLU senilai Rp 322 miliar dan pemasukan Rp 315 miliar, defisitnya hanya Rp 7 miliar. </p> <blockquote> <p>"Subsidi dari APBD bisa dikurangi," ujar seorang pejabat konsorsium yang enggan disebutkan identitasnya kepada <i>Tempo</i>. Jumlah Rp 315 miliar itu jauh lebih besar daripada hitungan versi BLU sebesar Rp 206 miliar. </p> </blockquote> <p>Drajad menyatakan konsorsium tidak bisa pukul rata, jumlah penumpang dikalikan harga karcis Rp 3.500. Sebab, pada jam sibuk, karcis <i>busway</i> dijual Rp 2.000. Tahun ini BLU memang mentargetkan penerimaan karcis mencapai Rp 213 miliar. </p> <p>Menurut Drajat, subsidi dihapus asalkan konsorsium setuju dengan harga lelang. Juli tahun lalu, BLU melakukan tender. Hasilnya ditetapkan tarif baru anyar Rp 9.300-9.500 per kilometer kepada operator <i>busway</i>. Tarif baru itu bisa menghemat pengeluaran Rp 130 miliar setahun. "Uang yang dihasilkan dari penghematan itu dapat menghapus subsidi dari APBD," ucap Drajad. </p> <p>Namun, tarif baru itu ditolak. Konsorsium tetap meminta bayaran Rp 12.885,11 per km sesuai dengan kontrak lama. Kisruh pun berlanjut. Sebanyak 10 bus gandeng milik PT Jakarta Mega Transportasi (JMT), yang seharusnya dioperasikan di koridor V rute Kampung Melayu-Ancol, sejak Juni tahun lalu hingga kini <i>nganggur</i>. </p> <blockquote> <p>"BLU sengaja tidak mengoperasikan bus gandeng karena belum ada kesepakatan harga," kata Drajad. Di koridor V, konsorsium menawarkan Rp 28 ribu per km, sedangkan hasil lelang yang dimenangi oleh PT Ekasari Lorena Transport hanya Rp 16 ribu. "Kalau mereka setuju harga lelang, silakan jalan," ujarnya. </p> </blockquote> <p>Namun, Direktur Utama PT JMT Atin Soetisna menolak tegas harga lelang baru itu. Alasannya, "Tidak bisa menutupi biaya." Apalagi, selama dikandangkan, pihaknya harus membayar bunga bank sebesar 20,5 persen setahun dan membayar gaji sopir yang telanjur direkrut. </p> <p>Agar kisruh hitung-hitungan pendapatan <i>busway</i> lebih transparan, anggota Dewan Transportasi Kota, Harya Setyaka Dillon, menyarankan agar BLU menggunakan sistem elektronik atau <i>online</i> untuk penjualan karcis. "Pengawasan pendapatan menjadi lebih mudah," ujarnya. Sofian</p> <p><b>Aturan Main Harus Dievaluasi </b></p> <p>Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta meminta konsep kerja sama <i>busway</i> harus disusun ulang. Menurut Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosubroto, dari awal pembentukan, koordinasi dan kesepakatan tidak jelas. </p> <blockquote> <p>"Semuanya serba terburu-buru untuk mengejar target," kata Sayogo kepada <i>Tempo</i> kemarin. </p> </blockquote> <p>Ketidakjelasan <i>network planning</i> inilah, Sayogo melanjutkan, menjadi sumber kekisruhan antara BLU dan konsorsium. Ia mencontohkan, pembangunan koridor IV, V, VI, dan VII yang hanya menggunakan satu anggaran. "Hasilnya jadi berantakan," ujarnya. </p> <p>Penentuan tarif operasional, subsidi bahan bakar gas, dan masalah tagihan memperuncing kekisruhan tersebut. Belum lagi permasalahan tender dan pengadaan-pengadaan lain yang membuat satu dengan yang lain saling curiga. "Kalau dihitung secara transparan, mungkin bisa mengatasi masalah ini," katanya. </p> <p>Menurut Sayogo, sebelum dibentuk aturan baru, semua pihak diharapkan duduk bersama membahas masalah ini dengan kepala dingin. "Evaluasi semuanya, nanti bakal kelihatan siapa yang salah," katanya. [dari <a href="http://www.korantempo.com/korantempo/2008/04/07/Metro/krn,20080407,36.id.html" target="_blank">koran Tempo</a>] </p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-11400102731042906122008-04-04T07:30:00.000+07:002008-04-07T07:35:21.964+07:00Integrasi Busway - Kereta Api<p>"Untuk menambah daya angkut penumpang, antara KA Jabotabek dengan busway segera diintegrasikan," demikian Gubernur Fauzi menyatakan di balai kota kemarin. Sarana penunjang dan managemen pendukung pengintegrasian itu akan dikaji bersama dengan PT Kereta Api, dari sistem tiketing, halte dengan stasiun, dan pengaturan feeder.</p> <p>Saat ini, halte busway yang dapat diintegrasikan belum seluruhnya menjangkau stasiun KA. Sebab, antara halte dengan stasiun yang berada dalam satu wilayah, masih ada yang berjauhan. Namun, hal itu akan bisa diatasi seiring diperluasnya koridor busway yang direncanakan hingga 15 koridor.</p> <p>Peluncuran jalur KA Blue Line masih sepi penumpang karena belum terintegrasi dengan sistem jaringan busway. Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman menyatakan, pengintegrasian yang bisa direalisasikan baru empat koridor: </p> <ul> <li>Koridor I dapat dipadukan di Stasiun Dukuh Atas serta Jakarta Kota. </li> <li>Koridor II di Stasiun Senen dan Juanda. </li> <li>Koridor III di Stasiun Juanda. </li> <li>Koridor VI di Stasiun Dukuh Atas. </li> </ul> <p>Koridor lain masih belum memungkinkan lantaran busway belum menjangkau seluruh stasiun. "Seperti di Jatinegara itu bisa kalau ada Koridor 12. Tanah Abang juga belum ada. Untuk Senen juga agak jauh," ujar Nurachmanterangnya . </p> <p>Untuk mengantisipasinya bisa disiasati dengan penyediaan feeder, dari halte menuju stasiun dan sebaliknya.</p> <p>Penggabungan tiket yang diusulkan kepada PT KA masih harus dikaji dan belum ada hasilnya. "Apakah tahun ini bisa direalisasikan, nanti menunggu tersedianya titik-titik transfer, sistem tiket, dan siapa yang membiayai," ungkapnya. </p> <p>Kepala Humas PT KA Daops I Jabotabek Akhmad Sujadi menyambut baik ide Gubernur DKI Fauzi Bowo tersebut. Untuk mengintegrasikan KA dengan busway, harus dibangun sejumlah halte yang berdekatan dengan stasiun. Sebab, tidak mungkin PT KA memindah stasiun atau membangun stasiun baru jika jalur rel tidak tersedia. Sementara untuk penyatuan tiketing, tidak akan mengalami kendala lantaran untuk KA sendiri sudah diterapkan tiket elektronik. "Kalau soal harga harus dibicarakan lagi. Sebab, ini menyangkut jauh dekat rute yang ditempuh," katanya. [<a href="http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=334233" target="_blank">dari Indopos</a>, <a href="http://beritajakarta.com/v_ind/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=28233" target="_blank">BeritaJakarta</a>]</p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-31470795786907965652008-04-04T07:16:00.000+07:002008-04-07T07:17:33.454+07:00Kondisi HCB sangat parah<p>Kemarin kondisi HCB (Harmoni) sangat2 amat parah sekali. <br />Ekor penumpang ke arah kalideres (yg pintunya sekarang sudah dipindahkan ke Ex. Pulogadung) sudah hampir menyentuh pintu pulogadung baru (Ex. Pintu Kota).</p> <p>Penumpang banyak yang teriak2 dan mukul2 halte. sudah kayak kerusuhan, dan bus yang dtg jg sangat terbatas...tampaknya BLU perlu bertindak tegas sebelum benar2 terjadi kerusuhan</p> <p>Sementara tadi pagi dikatakan dipersiapkan Traja khusus perempuan, bagaimana mungkin bisa dibagi lagi kalo halte saja sudah tidak mencukupi.. <br />benar2 tidak masuk akal. <br />tidak dibagi saja sudah tidak ada space buat org yg mau lewat, apalagi kalau dibagi. </p> <p>Apalagi penumpang perempuan memang paling doyan ngantri sehingga menghambat jalan penumpang lain, jadi kalau mau lebih tepat mendingan buat bus khusus pria, dan bus campur (pria dan wanita), karena katanya Pak Dharmaningtyas di koran hari ini, jumlah penumpang wanita jauh lebih banyak...</p> <p>dan sekali2 pria jg harus to be the first dong, jangan cuman bisa ladies first, sementara dilapangan 80% aksi dorong2an ketika akan masuk ke dalam bus pelakunya adalah wanita, kemarin jg sudah dibahas dan banyak yang pernah ngalamin hal2 seperti yang saya sering alami.....</p> <p>coba lihat betapa bebalnya wanita2 tukang dorong itu... <br />saya pun awalnya tidak mau mendorong sapapun apalagi wanita, tapi akhirnya saya dan teman2 saya sadar, bahwa "kalau didorong maka kita harus dorong balik, tidak peduli sapapun pendorongnya, kalau kita didorong kedepan, napa kita tidak dorong kebelakang" biar para pendorong itu tahu bagaimana rasanya jatuh..</p> <p>satulagi, sticker yang terdpt didalam bus bertuliskan " saya malu duduk apabila ada wanita, ibu hamil, orang tua, dan org cacat berdiri" itu sebaiknya direvisi aja <br />kata "wanita" harusnya dihilangkan saja, karena anda2 bisa liat sendiri ulah2 wanita yang suka dorong2an, biarlah mereka mendapat pelajaran dengan berdiri bergantungan, saya pun tidak akan memberikan tempat duduk saya bagi wanita yang saya nilai masi sehat dan kuat...</p> <p>anda bisa rasakan sendiri bagaimana kesalnya didorong2 dan di tarik2 bajunya.. <br />sudah saatnya disadari ada hal2 yang bisa membuat kita mencintai wanita, tapi ada juga hal yang tidak bth toleransi dari pria kepada wanita.</p> <p>Wilsam di <a href="http://groups.yahoo.com/group/suaratransjakarta/message/18090;_ylc=X3oDMTM3M2NqYjNzBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzExOTU4MTc5BGdycHNwSWQDMTcwNzI1NzQxMgRtc2dJZAMxODA5MARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzEyMDcyODMzNzkEdHBjSWQDMTgwOTA-" target="_blank">suaratransjakarta</a></p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-69478165891899500622008-03-31T16:16:00.006+07:002008-04-06T05:04:30.735+07:00Dipuji dan dimakiKehadiran bus transjakarta hingga kini masih menjadi jawaban atas masalah transportasi massa di Jakarta meski pembangunan koridor yang memakan sebagian badan jalan acap dikritik karena menyebabkan kemacetan lalu lintas di sejumlah lokasi.<br /><br />Sistem busway di Jakarta ternyata menjadi kajian studi Masyarakat Transportasi Asia Timur yang dipimpin Prof <strong>Kyung Soo Chon</strong> dari Universitas Nasional Seoul. Sistem busway di Jakarta disebutkan berkelanjutan dan terintegrasi dengan moda transportasi kereta rel listrik (KRL). Sistem bus transjakarta dianggap terpanjang di dunia karena memiliki panjang total 100 kilometer. Realitas ini mengesankan Presiden Masyarakat Transportasi Asia Timur saat berkunjung ke Balaikota, Jumat (28/3).<br /><br />Prof <strong>Primitovo</strong> C Cal dari Universitas Filipina bahkan mengatakan, Pemerintah Metro Manila kini melakukan studi banding ke Jakarta karena ingin membangun sistem busway di Manila. Semula Pemerintah Metro Manila ingin membangun sistem transportasi dengan basis rel KRL, tetapi biayanya dianggap terlalu mahal. Busway bisa direalisasikan lebih cepat dan biayanya relatif lebih murah.<br /><br />Pakar-pakar transportasi Asia itu sempat memuji mantan Gubernur DKI Sutiyoso yang berani mewujudkan busway dalam waktu singkat.<span id="fullpost"><br /><br /><strong>Banyak masalah</strong><br /><br />Namun, di balik pujian itu, sebetulnya bus transjakarta menyimpan banyak masalah yang belum terselesaikan, bahkan terkesan ruwet. Padahal, dalam APBD 2008, anggaran untuk bus transjakarta mencapai Rp 858 miliar. Saat ini Koridor VIII, IX, dan X dalam tahap penyelesaian sekitar 45 persen. Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono optimistis pembangunan tiga koridor baru bus transjakarta itu rampung pada akhir Mei atau awal Juni 2008.<br /><br />Akan tetapi, bagaimana dengan pengadaan bus? Ternyata bus transjakarta yang akan melayani tiga koridor baru ini belum ada. Kondisi itu terungkap dalam rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta serta Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis pekan lalu. Gubernur DKI <strong>Fauzi Bowo</strong> berharap tiga koridor baru itu selesai akhir tahun 2008. Namun, Kepala BLU Transjakarta <strong>Drajat Adhyaksa</strong> tak bisa memastikan dapat selesai pada waktunya, mengingat pengadaan mesin tiket untuk Koridor VIII-X juga belum ditenderkan dan untuk Koridor IV-VII tendernya malah gagal.<br /><br />Sekretaris Komisi B <strong>Nurmansjah Lubis</strong> terperanjat ketika mengetahui kinerja riil BLU Transjakarta. Kondisi itu mengesankan BLU tak punya rencana matang dan tak punya pembanding harga tarif yang diusulkan. BLU juga seakan tak mampu memanfaatkan dana operasional Rp 240 miliar (dari hasil penjualan tiket) untuk pengadaan alat. Padahal, BLU punya kewenangan melakukan itu tanpa lewat tender.<br /><br />Dari sisi konsep, bus transjakarta mungkin pantas dipuji, tetapi dalam aplikasinya di lapangan masih terjadi masalah yang tambal sulam. (R ADHI KUSUMAPUTRA - <a href="http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.31.0102221&channel=2&mn=163&idx=163" target="_blank">KOMPAS</a>)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-41947560552382422112008-03-29T04:00:00.000+07:002008-03-29T04:01:12.791+07:00Tarif berdasarkan zona<p>Gubernur Fauzi Bowo mengungkapkan sedang mengkaji pemberlakuan tarif bus transjakarta berdasarkan zona: "tidak adil jika penumpang hanya membayar Rp 3.500 bisa keliling Jakarta dengan bus yang sudah saling terhubung.” [Kompas]</p> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-78627939523280308662008-03-28T03:43:00.002+07:002008-04-06T06:48:35.176+07:00Busway perempuan<a href="http://lh3.google.com/bataviase/R-1YnbpcTAI/AAAAAAAAByA/7z1ulMdT3-k/trantib_busway%5B4%5D.jpg"><img style="border-width: 0px;" alt="trantib_busway" src="http://lh3.google.com/bataviase/R-1YpbpcTBI/AAAAAAAAByI/t6ZKExOwc-s/trantib_busway_thumb%5B2%5D.jpg" align="left" border="0" height="202" width="260" /></a>Kepala BLU Tranjakarta, Drajat Adhiyaksa mengusulkan pengoperasian busway khusus wanita dalam menanggapi usulan kelompok perumpuan akibat ketidaknyamanan menaiki busway yang terlalu padat. BLU Transjakarta berencana mengoperasikan busway khusus perempuan pada April mendatang di seluruh koridor yang ada.<br />Pelaksanaan operasionalnya akan diatur dari jumlah kendaraan maupun antrian penumpangnya pada halte-halte busway yang ada. Dicontohkan dari tiga armada busway yang melayani penumpang, satu armada disiapkan khusus wanita.<br /><br />Mengenai itu, Gubernur Fauzi Bowo menyatakan <span id="fullpost">"pada prinsipnya saya setuju adanya jaminan keamanan bagi perempuan. Namun yang perlu terlebih dahulu dilakukan adalah penambahan armada sehingga keamanan dan kenyamanan penumpang secara keseluruhan dapat dijamin." Jumlah armada yang sesuai diperlukan untuk mengurangi kepadatan penumpang dan mempersingkat jarak headway antar bus.<br />Fauzi menegaskan BLU Transjakarta boleh saja memiliki rencana mengenai busway, "BLU itu kan di bawah gubernur, jadi saya yang menentukan keputusannya," pungkasnya.<br /><br />Di tempat lain, Manajer Pengendalian BLU Transjakarta Rene Nunumete menjelaskan, "Uji coba kami lakukan setelah ada keputusan resmi dari Gubernur." Selain alasan kenyamanan, pengadaan armada khusus itu dilakukan guna menarik peminat dari kalangan perempuan. Diharapkan jumlah pengguna semakin meningkat, pengguna kendaraan pribadi dari kalangan wanita dapat beralih menggunakan Transjakarta.<br /><br />Rene menambahkan, bila disetujui bus khusus itu akan beroperasi di Koridor I (Blok M–Kota). Rencana uji coba dapat dilakukan mulai awal April mendatang, jumlah bus akan disesuaikan permintaan penumpang. "Busnya sih sama, tetapi nanti kami kasih tanda khusus untuk bus wanita," ujarnya.<br /><br />Dia menambahkan, perbaikan pelayanan akan terus dilakukan, tidak hanya bagi wanita, seluruh penumpang diharapkan akan memperoleh pelayanan yang sama. BLU mencatat jumlah bus yang beroperasi di koridor I-VII saat ini ada 349 unit. Rencananya, tahun ini ditambah sebanyak 87 unit bus.<br /><br />Kepala Dinas Perhubungan DKIJakarta Nurrachman mengatakan, Dishub belum memberikan keputusan mengenai usulan busway khusus wanita. Dia menyambut baik rencana itu, namun meminta agar BLU meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya terhadap penumpang wanita. Wacana bus khusus wanita dinilai masih belum dapat diterapkan, Dishub akan mempelajari usulan tersebut.<br />"Sistemnya saja sih yang harusnya diperketat. Penumpang bus Transjakarta itu kan tidak sama dengan penumpang bus umum lainnya."<br /><br />Sementara Wakil Kepala Dishub Udar Pristono berpendapat pengadaan bus khusus itu sulit dilakukan karena akan mengurangi kapasitas angkutan penumpang. "Usul boleh saja. Nanti kami tampung dan kami kaji," ujarnya.<br /><br />Menurut Udar, khusus perempuan hamil dana orang lanjut usia telah diprioritaskan untuk mendapat tempat duduk di Transjakarta. Bahkan tempat khusus penyandang cacat yang menggunakan kursi roda juga telah disediakan.<br /><br />Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mendukung pengadaan bus tersebut. "Untuk perlindungan hak-hak kaum hawa sangat bagus," kata Tulus Abadi, pengurus YLKI. "Kondisi bus Transjakarta saat ini sangat tidak nyaman untuk perempuan. Terjadi peluang adanya pelecehan terhadap perempuan," ujarnya. Apalagi pada jam-jam sibuk, penumpang berhimpitan di dalam bus. Bus yang berkapasitas maksimal 85 orang sering kali dipadati lebih dari 100 penumpang.<br /><br />Namun Tulus pesimistis bakal terwujud sebab jumlah armada bus hingga kini belum memadai. Selain itu, rencana serupa pernah gagal, pada April 2003 PT KAI menyediakan dua gerbong kereta rel listrik rute Bogor-Jakarta khusus untuk perempuan. Namun, pada pelaksanaannya masih saja dijejali banyak penumpang pria. <span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">[dari beritajakarta, koran sindo, koran tempo]</span></span> </span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-44086350379044731232008-03-28T03:32:00.000+07:002008-03-29T03:32:25.649+07:00Kunjungan East Asia Society for Transportation Studies<p>Prof Kyung Soo Chon, Ketua Delegasi <em>East Asia Society for Transportation Studies</em> (EASTS),usai bertemu Gubernur mengungkapkan hari ini, busway memiliki halte dan armada yang nyaman, terhubung dengan layanan publik lain seperti stasiun kereta api dan pusat aktivitas seperti perkantoran dan pusat bisnis.</p> <p>“Fasilitas yang disediakan untuk menjangkau busway sudah baik seperti halte dan jembatan penyeberangan,” kata pakar transportasi dari National Seoul University ini. “Tiket hanya Rp 3.500 flat, sedangkan di kota lain di Asia mencapai tiga kali lipat atau sekitar Rp 10.000,” ujarnya.</p> <p>Pakar transportasi dari University of Philipine, Prof Primivito mengatakan, busway adalah image dari kota Jakarta, untuk itu pihaknya akan melakukan kajian tentang biaya pengoperasian busway. “Pengeluaran dan keuntungan harus berjalan seimbang,” ucapnya.</p> <p>Setelah mencoba Transjakarta, Primitivo mengatakan sangat nyaman naik busway, “Sistem radio komunikasi sangat membantu para penumpang. Sistem koneksi bus antar koridor akan menjadikan busway Jakarta line terpanjang di dunia,” imbuhnya. </p> <p>Gubernur Fauzi Bowo menyatakan,  busway merupakan sistem transportasi yang saat ini dinilai bisa dibiayai Pemerintah DKI. “Kalau sistem yang berpihak kepada rakyat seperti ini tidak kita lanjutkan, lantas sistem seperti apa yang mesti kita berikan kepada rakyat,”  Menurut Fauzi, sistem transportasi umum yang paling efektif yang berbasis rel, biayanya sangat mahal dan berjangka panjang. “Jadi kalau kita membicarakan subway itu untuk kepentingan Jakarta 50 tahun yang akan datang dan setelah itu. Busway ini merupakan solusi saat ini yang dinilai bisa mengurangi kemacetan lalu lintas dan biayanya terjangkau.”</p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-53814931516072734182008-03-26T20:58:00.000+07:002008-03-26T20:59:18.267+07:00HCB - Perubahan pintu koridor<p>Pagi tadi di HCB cukup banyak para pengguna busway kebinggungan sendiri, dirubahnya semua pintu koridor tanpa adanya petunjuk yang jelas, menyebabkan banyak pengguna yang bingung, </p> <ul> <li>pintu koridor 1 arah blok m dipindahkan ke pintu koridor 3, </li> <li>pintu keberangkatan koridor 2 dipindahkan dipintu koridor 1 arah kota(yang lama) dan </li> <li>pintu keberangkatan koridor 3 pindah ke pintu koridor 1 arah kota ( yang baru eks.pintu koridor 2 kedatangan). </li> </ul> <p>Perubahan yang dilakukan pihak BLU sama sekali tidak memberi solusi yang baik terhadap layanan yang ada di HCB, sudah seharusnya beban koridor di HCB di kurangi. </p> <p>Seperti yang pernah kita usulkan sebelumnya, ada baiknya pihak BLU segera merealisasikan kepindahan Halte Transit Koridor 2, memang ini butuh waktu dan proses serta dana yang tidak sedikit, semakin lama ditunda maka efek yang terjadi di HCB semakin tidak manusiawi, memindahkan Halte Transit Koridor 2 ke Monas itu salah satu solusi yang cukup baik dan bijak, apa yang akan terjadi bila beban HCB melebihi dari kapasitas, apa harus ada korban dahulu..??? <br />Salam</p> <p><a href="http://groups.yahoo.com/group/suaratransjakarta/message/17920;_ylc=X3oDMTM3MGRjaDJtBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzExOTU4MTc5BGdycHNwSWQDMTcwNzI1NzQxMgRtc2dJZAMxNzkyMARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzEyMDY1MTM5OTQEdHBjSWQDMTc5MjA-" target="_blank">ismail majid di suaratransjakarta</a></p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-70329454231921725302008-03-24T09:19:00.000+07:002008-03-28T09:49:51.515+07:00Menutup jalan berlubang<p><a href="http://lh5.google.com/bataviase/R-xcmLpcS-I/AAAAAAAABxw/KtOhBX8OEo4/jalan%20rusak%5B4%5D.jpg"><img style="border-right: 0px; border-top: 0px; border-left: 0px; border-bottom: 0px" height="180" alt="jalan rusak" src="http://lh3.google.com/bataviase/R-xcyrpcS_I/AAAAAAAABx4/MJHnXqGMO_8/jalan%20rusak_thumb%5B2%5D.jpg" width="260" align="left" border="0" /></a>Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta hingga hari ini penutupan jalan berlubang  mencapai 206 m3 dan hotmix 19.200, 83 m2.  Untuk jalur busway mencapai 13.02 m3 dan <em>hotmix </em>3.261 m2. </p> <p>Kepala Sub Dinas Jalan DPU DKI Jakarta, Sukendar mengungkapkan, “untuk pekerjaan jalur busway mencapai 13,02 meter kubik di wilayah Jakarta Timur”.</p> <p>Adapun untuk pekerjaan tutup lubang jalan lokal dengan sistem <em>hotmix </em>telah mencapai 22.450,09 meter persegi dengan rincian untuk Jakarta Barat 299,41 meter persegi, Jakarta Selatan 760 meter persegi, dan Jakarta Timur 681,59 meter persegi. [dari BeritaJakarta, foto: Kompas] </p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-68107789184496806692008-03-22T04:27:00.000+07:002008-04-01T04:31:41.042+07:00Nova Elizza: Busway tidak efektif<p>Jakarta memang terkenal sebagai kota macet. Tak hanya itu, Jakarta juga dipenuhi dengan jalan rusak yang berlubang. Jalan rusak dan berlubang itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab jalan bertambah macet. Kemacetan tidak hanya terjadi di jalan raya, namun terjadi pula di jalan-jalan alternatif. Kemacetan di Jakarta sudah sangat parah.</p> <p>Pemerintah membuat jalur <i>busway</i> untuk mengurangi kemacetan di jalan. Namun hasilnya nihil. Ternyata jalur <i>busway</i> tidak membebaskan Jakarta dari kemacetan. Bahkan Jakarta malah menjadi bertambah macet karena kendaraan menjadi bertambah banyak dengan adanya proyek busway.</p> <p><strong>Setiap hari saya melintasi jalur Warung Buncit-Kuningan</strong>. Sebelum ada jalur <i>busway</i>, jalan yang saya lintasi tidak terlalu macet. Namun kini melintasi jalan tersebut saya harus menempuh waktu selama dua jam. Tak hanya itu, untuk melintasi kawasan Kemang pun, harus melewati kemacetan terlebih dahulu. Jika boleh memilih, saya ingin Jakarta seperti dulu. Jakarta yang tidak terlalu padat kendaraan dan tidak terlalu macet.</p> <p>Sebaiknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalihkan <strong>jalur <i>busway</i> untuk jalur khusus kendaraan bermotor roda dua</strong>. Mereka menggunakan kendaraan seperti motor agar bisa cepat sampai tujuan. Namun ternyata tetap saja macet juga. Saya pernah memilih naik ojek untuk menghindari macet, tapi ternyata sama saja.</p> <p>Jika terpaksa mempertahankan <i>busway</i> sebagai proyek untuk menghindari macet, seharusnya pemerintah mengurangi jumlah kendaraan yang berada di jalan. Seperti contoh, pemerintah <strong>meniadakan kendaraan umum di luar <i>busway</i></strong>. Saya yakin jalan di Jakarta akan tertib. Dengan meniadakan bus-bus yang seenaknya berhenti sembarangan akan mengurangi kemacetan. Karena tidak akan ada lagi kendaraan umum di luar <i>busway</i> yang seenaknya berhenti mencari atau menurunkan penumpang.</p> <p>Selain itu, masyarakat yang naik <i>busway</i> itu tidak banyak, mereka lebih memilih menggunakan bus atau kendaraan umum biasa. Salah satu faktor penyebabnya pemerintah kekurangan bus TransJakarta. Karena itu, seharusnya kendaran umum ditiadakan, bus TransJakarta ditambah.</p> <p>Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah segera <strong>memperbaiki jalan rusak dan berlubang</strong>. Saya terpaksa mengurangi kecepatan mobil untuk menghindari jalan rusak. Katanya pemerintah mempunyai anggaran yang cukup besar untuk memperbaiki jalan rusak. Namun, sampai kini tidak ada realisasi dari pemerintah. Jika benar April ini jalan diperbaiki, harus direalisasikan. Jangan biarkan Jakarta yang sudah macet bertambah macet lantaran jalan rusak dan berlubang tak juga diperbaiki. Apa masih mau menunggu jatuh korban lagi? [dari <a href="http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=327598&kat_id=286" target="_blank">Republika</a>]</p> Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-12270555638713910632008-03-18T15:49:00.003+07:002008-03-18T15:56:39.891+07:00Efek sterilisasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://lh5.google.com/bataviase/R9xYB_bdPzI/AAAAAAAABpU/_ZvEKkDmVOo/162833_thumb%5B2%5D"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px;" src="http://lh5.google.com/bataviase/R9xYB_bdPzI/AAAAAAAABpU/_ZvEKkDmVOo/162833_thumb%5B2%5D" alt="" border="0" /></a>Wah.. Puas rasanya naik busway selancar iklannya dulu.<br />Ini jg bdampak nilai positif. krna mningkatnya persentase pguna busway. tp ada aja yg menentang.<br />pengendara motor yg ga dbolehin sm polisi lwt jalur busway tp maksa.<br />yg ada dia turun dr motor dan nantang face polisi.<br />dtngah jalan lg.. tp pak pol ttp sbr.<br />n ngalah jg tu pngdara. walau ksal | Kamal Laksono di <a href="http://groups.yahoo.com/group/suaratransjakarta/">suaratransjakarta</a><br /><br /><br />Sejak diberlakukannya sterilisasi jalur per tanggal 10 Maret 2008, sangat berpengaruh terhadap kelancaran busway. Waktu tempuh Ragunan-Dukuh Atas yang sebelumnya bisa memakan waktu 1-2 jam, sekarang menjadi 30-45 menit. Kondisi ini mempengaruhi minat masyarakat untuk mengggunakan busway kembali. Data jumlah penumpang di Koridor 6 selama seminggu ini meningkat. Sebelumnya rata-rata penumpang perhari kerja 20.000 orang, sekarang menjadi 22.000 orang.<br />Bagi pengguna busway khususnya di Koridor 6 yang merasakan manfaat dengan adanya sterilisasi jalur ini dapat memberikan komentar di milis ini sebagai masukan dan evaluasi.<br /><br />Salam<br />Humas BLUTJ di <a href="http://groups.yahoo.com/group/suaratransjakarta/">suaratransjakarta</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-9355658465819893802008-03-16T05:17:00.003+07:002008-04-06T07:48:02.627+07:00DPR: DKI harus bayar BBGKomisi VII DPR yang membidangi energi dan sumber daya mineral, pekan ini, memanggil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ke Senayan terkait masalah gas untuk bus transjakarta. DPR menilai asal- usul persoalan ini berawal dari Pemerintah Provinsi DKI yang tak membayar utang.<br /><em>”Kami minta Pemprov DKI Jakarta segera menyelesaikan persoalan tunggakan pembayaran ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Singkat kata, Pemprov DKI harus membayar utang Rp 10,6 miliar ke PT PGN,”</em> kata Wakil Ketua Komisi VII DPR <strong>Sutan Bhatoegana</strong>, Sabtu (15/3). <span id="fullpost"><br />General Manager PT PGN Unit Bisnis Strategis Jawa Bagian Barat <strong>Subhanendro</strong> sebelumnya mengultimatum akan menghentikan pasokan gas ke stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) jika tunggakan sebesar Rp 10,6 miliar tak dibayar, selambat-lambatnya 31 Maret 2008. Jika ancaman PT PGN itu terjadi, dipastikan 80 persen bus transjakarta akan berhenti beroperasi.<br />Menurut Sutan Bhatoegana, Komisi VII DPR sudah mengambil keputusan bahwa Pemprov DKI harus membayar tunggakan ke PGN.<em> ”Kita kan tahu PGN itu BUMN. Kalau PGN bangkrut, suplai gas untuk bus transjakarta akan terhenti,”</em> katanya.<br />Wakil Ketua Komisi VII DPR itu menilai persoalan ini muncul karena Pemprov DKI tidak menaati perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga, yaitu PT Petross Gas, perusahaan swasta penyedia gas bus transjakarta.<br />”<em>Pemprov DKI belum membayar biaya infrastruktur yang sudah dibangun Petross Gas. Kalau tidak, perusahaan itu harus menanggung beban berat dan tak mampu bayar tunggakan ke PGN,”</em> kata Sutan. [Soal Gas Bus Khusus, DPR Panggil Gubernur - <a href="http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.16.01383059&channel=2&mn=163&idx=163" target="_blank">KOMPAS</a>] </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-43300433068928697052008-03-15T04:59:00.002+07:002008-04-06T07:23:35.629+07:00Mulai 1 April tidak ada BBG?PT Gas Negara (PGN) yakin bahwa masalah tunggakan utang dari operator busway dapat diselesaikan dan pasokan bahan bakar gas (BBG) untuk 443 bus di beberapa koridor tidak harus terhenti.<br /><br /><em>"Saya inginnya ini diselesaikan dengan baik-baik. Itu dapat dibicarakan. Kita juga tidak ingin merugikan, karena ini juga adalah untuk kepentingan umum,"</em> kata General Manager <i>Strategic Business</i> I Jawa Bagian Barat PT PGN <strong>Subanendro</strong> di Balaikota, Jumat (14/3).<span id="fullpost"><br />Pihak PGN membicarakan masalah tunggakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk bus TransJakarta sebesar Rp10,6 miliar dengan Pemprov DKI. PT Petross Gas sebagai pemasok gas dan pengelola stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) khusus bus TransJakarta menyatakan akan menghentikan pasokan BBG per 1 April karena Pemprov tidak melaksanakan perjanjian kerja sama (PKS) sehingga perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan tidak mampu membayar ke PT PGN.<br /><br />Sementara itu, PT PGN menyatakan bahwa selisih harga memang ada antara pasokan gas yang disalurkan Pertamina dengan yang sampai ke PT Petross Gas.<br /><em>"Kami adalah trader tangan kedua, tangan pertamanya adalah Pertamina. Kepada Petross, kami menjual dengan tarif K-2 (tarif kontrak),"</em> kata Subanendro.<br />Direktur Keuangan PT Petross Gas <strong>Edith Al-Hidayat</strong> menyatakan bahwa perusahaan tidak mampu membayar utang senilai Rp10,6 miliar pada PGN untuk tunggakan tagihan gas selama enam bulan.<br /><em><br />"Kami sudah menerima surat peringatan dari PGN sejak 6 Maret 2008, jika tidak bisa melunasi utang, pasokan gas dari mereka akan diputuskan,"</em> ujar Edith seusai pertemuan.<br />>Sementara Gubernur DKI <strong>Fauzi Bowo</strong> menyebut pihaknya masih akan mengkaji permasalahan timbulnya tunggakan tersebut. [Media Indonesia - <a href="http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?Id=162833" target="_blank">PGN Yakin Tunggakan Operator Busway Diselesaikan</a>]</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-69596785758745254172008-03-15T04:55:00.002+07:002008-04-06T07:25:40.348+07:0087 Armada baruKeluhan pengguna <i>busway</i> akan kurangnya armada <i>busway</i> bakal segera terobati. Sebanyak 87 unit bus baru sudah tiba dan segera memperkuat armada yang melayani koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas), koridor V (Kampung Melayu-Ancol), VI (Ragunan-Halimun) dan VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan).<br />Kepala Bidang Pengendalian Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Rene Nunumete membenarkan hal tersebut. <em>"Bus-bus itu sudah didatangkan oleh kedua pemenang lelang, yaitu PT Primajasa dan PT Lorena,"</em> katanya, Sabtu (15/3).<br /><br />Namun sebelum beroperasi, lanjutnya, bus-bus itu harus menjalani perombakan interior dan bodi terlebih dahulu. Tujuannya agar letak pintu sesuai dengan kondisi halte. "Selain itu juga dipersiapkan beberapa peralatan lain yang diperlukan di dalam bus, seperti penunjuk halte dan alat-alat darurat.<span id="fullpost"><br />"Proses penyiapan itu diperkirakan memakan waktu sekitar 3 bulan. Saat ini jumlah seluruh bus yang beroperasi di koridor I sampai VII mencapai 329 unit. Tambahan 87 bus baru itu akan didistribusikan ke koridor IV sebanyak 18 unit, ke koridor V 13 unit, koridor V 22 unit dan koridor VII 34 unit.<br />Dengan tambahan bus itu, Rene menjamin pelayanan terhadap penumpang <i>busway</i> dapat lebih baik. <em>"Saat ini headway (selang waktu antar bus) setelah sterilisasi sekitar 3 sampai 8 menit. Dengan tambahan armada diharapkan bisa jadi 2 menit,"</em> katanya.<br />Seperti diberitakan, pascasterilisasi jalur <i>busway</i>, jumlah penumpang <i>busway</i> meningkat 3.500 orang atau sekitar 2%. Namun peningkatkan itu tidak diiringi dengan jumlah bus yang cukup, sehingga waktu yang dibutuhkan penumpang untuk mencapai tempat tujuan tetap lama. Penyebabnya karena waktu antre di halte yang lama. [Media Indonesia - <a href="http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?Id=162922" target="_blank">87 Unit Armada Baru Busway Perkuat Tiga Koridor</a> - Reporter : Bagus BT Saragih]</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-20886378884631577572008-03-12T05:52:00.000+07:002008-03-16T05:54:33.100+07:00Negosiasi tarif<p>Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan konsorsium sepakat akan bernegosiasi ulang tentang penentuan tarif busway per kilo meter untuk koridor IV-VII. <em>"Negosiasi segera dilakukan oleh tim evaluasi,"</em> kata Wakil Gubernur DKI Jakarta <strong>Prijanto</strong>.</p> <p>Tim itu terdiri dari perwakilan pemerintah, konsorsium busway dan lembaga lain seperti Institute for Transfortation and Development Policy (ITDP), Dewan Transportasi Kota serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). </p> <p><em>"Tarif per kilo meter diusahakan lebih rendah,"</em> kata Prijanto kepada wartawan di Balai Kota siang ini. Saat ini tarif per kilo meter yang di bayar BLU Transjakarta terhadap konsorsium di koridor IV-VII sekitar Rp 12.855 per kilo meter. </p> <p>Berdasarkan hasil lelang pengadaan bus baru tahun lalu, tarif busway di koridor IV dan VII dimenangkan oleh perusahaan Lorena dan Primajasa dengan terif sekitar Rp 9500 per kilo meter. Sehingga tarif lama harus disesuaikan. [Tarif Busway Sepakat Dinegosiasi Ulang -<i><a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2008/03/12/brk,20080312-119100,id.html" target="_blank">TEMPO Interaktif</a></i> - Rudy Prasetyo] </p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-68170288225820700942008-03-10T05:14:00.002+07:002008-04-06T07:41:46.784+07:00Rp.10 miliar tunggakan BBGPetrogas menyatakan tidak masalah jika harus menutup dua stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) miliknya yang memasuk gas untu bus transjakarta jika Pemprov DKI tidak melunasi utang sebesar Rp15 miliar.<br />Petrogas menyatakan hal ini menanggapi ancaman PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang akan menghentikan pasokan gas untuk dua SPBG tersebut jika tidak melunasi tunggakan.<br />Direktur PT Petrogas Bagus Andhika kepada <i>Media Indonesia</i>, Senin (10/3) mengakui pihaknya belum melaksanakan kewajibannya menyetor uang BBG <i>busway</i> ke PGN sejak September 2007. Total tunggakan itu mencapai Rp10,6 miliar. Namun hal itu dilakukan, menurut Bagus, karena Pemprov DKI juga punya hutang ke Petrogas sebesar Rp15 miliar.<br />"SPBG kan harus tetap operasi, bisa saja kita bayar tapi pelayanan BBG berhenti," ujar Bagus. Akhirnya, lanjut dia, Petrogas terpaksa menunda menyetor tagihan ke PGN.<br />Dalam hal ini, menurut Bagus, Petrogas dan PGN adalah pihak yang dikorbankan. "Kalau PGN mau hentikan pasokan gas ke Petrogas, ya tidak apa-apa. Saya rasa itu jalan terbaik. Kalau busway jadi berhenti gara-gara tidak ada BBG kan nanti ramai lagi," kelitnya.<br />Menurut dia, ancaman PGN menghentikan pasokan gas itu adalah langkah tepat. "Supaya Pemprov DKI sadar," jelas.<span id="fullpost"><br />Utang Rp15 miliar itu, kata Bagus, adalah komitmen Pemprov DKI untuk mensubsidi investasi pembangunan SPBG di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jaktim, dan Rawa Buaya, Jakbar. "Dan itu tertuang dalam kontrak kerja sama," tandasnya.<br />Selain SPBG Perintis Kemerdekaan dan Rawa Buaya milik Petrogas, ada satu SPBG lagi yang biasa digunakan busway mengisi BBG, yaitu di Jalan Pemuda milik Pertamina. Namun bila 2 SPBG milik Petrogas itu benar berhenti beroperasi, SPBG Pemuda diperkirakan tidak akan sanggup melayani kebutuhan BBG 329 armada bus Transjakarta.<br />Bagus meminta agar permasalahan ini diselesaikan secara musyawarah. "Kalau Rp15 miliar dirasa mahal, ya duduk bersama lah, DKI, PGN dan Petrogas. Negosiasi tidak masalah, yang penting niatnya dulu. Supaya pelayanan publik tetap jalan," ujarnya.<br />Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berjanji menyelesaikan permasalahan utang BBG bus Transjakarta ini. Fauzi telah memerintahkan jajarannya untuk mengkaji penyebab tunggakan itu sekaligus mengevaluasi mekanisme pembayaran BBG <i>busway</i>.<br />Hal itu dikemukakannya seusai melantik Muhayat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta di Balai Kota, hari ini. Menurut pria berkumis itu, salah satu kemungkinan penyebab tunggakan adalah perbedaan harga BBG yang dipatok Petrogas dengan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) umum.<br />"Bisa jadi BLU (Badan Layanan Umum) Transjakarta tidak membayar karena ada perbedaan harga itu. Sebab jika terus dilakukan bisa dituduh menyimpang. Tapi ini baru fakta-fakta yang ditemukan di awal, belum hasil analisis," bebernya.<br />Fauzi berjanji akan memberi penjelasan segera setelah kajian selesai. "Paling lambat besok," janjinya.<br />Sedangkan Kepala Dinas Pertambangan DKI Peni Susanti menjelaskan harga BBG di SPBG milik Petrogas lebih mahal dari pada di SPBG umum. "Wajar kalau PGN pasok ke Petrogas lebih mahal karena mereka investasi untuk gas pipa," ungkapnya.<br />Sesuai kontrak kerjasama dengan Pemprov DKI pada Mei 2006, Petrogas adalah satu-satunya tempat yang ditunjuk untuk melayani kebutuhan BBG busway. Kenyataannya, karena alasan perbedaan harga ini, beberapa operator mengisi BBG di SPBG lain. PT Jakarta Trans Metro (JTM) yang mengoperasikan busway koridor IV dan VI misalnya, juga mengisi BBG di SPBG Jalan Pemuda milik Pertamina.<br />"Kita selalu bayar setiap mengisi BBG di SPBG Jalan Pemuda (milik Pertamina) dan SPBG Perintis Kemerdekaan (milik Petro Gas)," kata Direktur Operasional PT Jakarta Trans Metro (JTM) I Gusti Ngurah Oka. [Media Indonesia - <a href="http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?id=162342" target="_blank">Petrogas Siap Tutup SPBG Busway</a> - Reporter : Bagus BT. Saragih] </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919216070918499359.post-53013653393827896082008-03-08T21:59:00.004+07:002008-04-06T07:43:45.491+07:00Busway untuk siapa?<div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Suharto Abdul Majid</span> SSos MM dan</span><br /><span style="font-size:85%;">Dr <span style="font-weight: bold;">Francis Tantri</span> SE MM</span><br /><span style="font-size:85%;">Dosen Sekolah Tinggi ManajemenTransportasi Trisakti</span><br /></div><br />Pemberitaan mengenai busway yang mencuat akhir-akhir ini adalah soal rencana kenaikan tarif atau mengurangi subsidi.Alasan kenaikan tarif yang diajukan pemerintah adalah klasik.<br /><br />Sejak program busway pertama kali dioperasikan pada 15 Januari 2004, tarif Rp3.500 hingga saat ini belum pernah mengalami kenaikan, beban operasional semakin tinggi dari bulan ke bulan, sedangkan pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biaya operasional. Begitulah cerita yang terjadi pada busway kita. Padahal, cerita sebenarnya memang sejak semula busway"dirancang"merugi, sehingga busway harus disubsidi. Pemerintah didukung DPRD sepakat tentang masalah ini. Kita semua beranggapan bahwa dalam soal busway pemerintah telah berpihak kepada rakyat kebanyakan.<span id="fullpost"><br /><br />Masyarakat menilai positif dan sangat berharap busway merupakan pilihan yang menguntungkan. Jika melihat sejarah, lahirnya busway adalah karena kondisi angkutan umum dan lalu lintas di DKI Jakarta yang sangat memprihatinkan. Masalah transportasi yang dihadapi Jakarta saat ini adalah pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang terus pesat. Saat ini tercatat kendaraan bermotor berjumlah sekitar 4,9 juta,rata-rata meningkat 9,8 % per tahun. Rasio jumlah kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum adalah 98% berbanding 2%; rasio penggunaan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum adalah 4% berbanding 56% dari total 17 juta perjalanan.<br /><br />Jika masalah transportasi dibiarkan dan tidak ada solusi konkret, maka pada 2014 Jakarta akan dilanda kemacetan total sebagai akibat pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan. Menghadapi kondisi dan permasalahan tersebut, langkah yang diambil pemerintah sebagai solusi untuk mengatasinya adalah melalui program pengembangan <span style="font-weight: bold;">pola transportasi makro</span> (PTM) yang mengintegrasikan empat sistem transportasi umum, yaitu <span style="font-style: italic;">priority bus</span> seperti <span style="font-style: italic;">busway, light rail transit</span>, <span style="font-style: italic;">mass rapid transi</span>tdan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, serta penerapan sistem pembatasan lalu lintas (3 in 1).<br /><br />Dasar hukum PTM ini adalah Perda No 12/2003 dan SK Gubernur DKI Jakarta No 84/2004. Bila dicermati, <span style="font-weight: bold;">Sutiyoso </span>sudah sangat berpihak kepada masyarakat umum, bahkan sangat berpihak dan peduli kepada generasi penerus. Untuk pengelolaan busway, disusun skenario subsidi berdasarkan jarak tempuh. Sederhananya, berapa pun jumlah penumpang terangkut, sedikit atau banyak, subsidi tetap diberikan.<br /><br />Konsep ini sudah tepat dan sebagai bukti paling konkret keberpihakan pemerintah kepada rakyatnya. <span style="font-weight: bold;">Prof Eryus</span> (Transpor, 2007) mengatakan bahwa dalam setiap kota besar di negara manapun, angkutan umum dalam kota bersifat <span style="font-style: italic;">public service</span>. Karenanya, banyak negara-negara yang memberi subsidi kepada operator angkutan tersebut, bahkan ada subsidi yang melebihi 60%.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Busway untuk Apa dan untuk Siapa?</span><br /><br />Tujuan pembangunan sistem busway adalah untuk meningkatkan jumlah perjalanan penumpang dengan menggunakan transportasi bus yang aman, nyaman, dan cepat; menciptakan sistem transportasi dengan pelayanan terjadwal; meningkatkan pelayanan angkutan umum yang terintegrasi; dan menerapkan sistem <span style="font-style: italic;">collecting </span>pendapatan tiket yang efektif.<br /><br />Singkatnya, tujuan penyelenggaraan busway adalah untuk mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi sehingga masyarakat pemilik kendaraan pribadi mau menggunakan angkutan umum.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Solusi yang Bijak</span><br /><br />Menyikapi rencana kenaikan harga tiket busway sebagai tindak lanjut keputusan yang akan diambil DPRD untuk mengurangi besaran subsidi, sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat matang. Transportasi sudah menjadi kepentingan<span style="font-style: italic;"> "hajat hidup orang banyak"</span>.<br /><br />Biarkan masyarakat menikmati keberadaan busway dengan harga seperti sekarang sampai dengan 15 koridor terbangun semua. Pada saatnya nanti, ketika semua koridor sudah terbangun dan masyarakat sudah terbiasa dengan busway, kenaikan tarif akan menjadi sesuatu yang relatif mudah diterima para pengguna. Selain itu, hal-hal yang perlu segera diperbaiki adalah menyangkut waktu operasi yang sesuai dalam arti waktu tunggu <span style="font-style: italic;">(headway</span>) yang tidak lama.<br /><br />Waktu tunggu antara 2-5 menit adalah sesuatu yang sangat wajar. Tapi, ketika dalam praktiknya waktu tunggu sering molor menjadi 15 menit bahkan sampai 30 menit tentu menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan. Juga, jumlah penumpang, terutama pada jam-jam sibuk, hendaknya tetap dipertahankan sesuai kapasitas terisi, yaitu maksimal 85 orang penumpang (30 duduk, 55 berdiri).<br /><br />Dalam banyak kasus, sering dijumpai jumlah penumpang lebih dari 85 orang, sehingga saling berjejalan dan berimpitan layaknya dalam bus-bus reguler selama ini. <span style="font-style: italic;">Feeder </span>busway dan penyediaan areal parkir atau penitipan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) di terminal atau di lokasi-lokasi tertentu yang berdekatan dengan jalur busway adalah soal lain yang sampai sekarang belum juga terjawab.<br /><br />Dari penelitian yang penulis dan tim lakukan pada akhir 2006 dengan mengambil sampel sebanyak 450 orang penumpang busway Koridor I (Blok M - Kota), 86% mengatakan harga tiket busway saat ini sudah sesuai kemampuan keuangan mereka dan sisanya sekitar 14% menyatakan harga tiket masih mahal.<br />Dari segi penghasilan kotor rata-rata per bulan, para penumpang busway berpenghasilan antara Rp2-3 juta (30%), antara Rp1-2 juta (21%).<br />Para pengguna umumnya berprofesi sebagai karyawan atau pegawai biasa (32%), wiraswasta (14%) dan sekitar 47% belum bekerja (para mahasiswa/pelajar, ibu rumah tangga dan pensiunan).<br /><br />Hal yang menggembirakan, dalam penelitian tersebut terungkap sekitar 50% responden lebih memilih menggunakan busway dan hanya 18% saja yang memilih menggunakan mobil pribadi ketika diajukan pertanyaan pilihan antara mobil pribadi dan busway. Jawaban ini mencerminkan peluang masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi untuk berpindah atau beralih menggunakan busway relatif tinggi.<br />Dalam penelitian tersebut terungkap tiga alasan utama responden memilih busway, yaitu karena lebih cepat (menghindari macet) sebesar 55%, tarif lebih murah (menghemat BBM) sebesar 14%, dan lebih aman sebesar 12%.<br /><br />Inilah yang menjadi daya tarik bagi pengguna busway, yaitu faktor kecepatan, faktor harga terjangkau, faktor keamanan. Nah, berkaca dari hasil penelitian tersebut, seyogianya pemerintah mampu mempertahankan ketiga daya tarik ini.<br />Dari aspek kepuasan konsumen, terungkap secara umum para pengguna busway merasa puas dengan kualitas pelayanan busway selama ini dengan skor rata-rata sebesar 95%. Bahkan, untuk dimensi ketanggapan (<span style="font-style: italic;">responsiveness</span>), pengguna umumnya sangat merasa puas (102 %). Jadi, saat ini pemerintah sebaiknya jangan dulu memutuskan kenaikan tarif.<br /><br />Alternatif yang paling baik saat ini adalah melakukan efisiensi biaya operasional, penyampaian laporan dan evaluasi yang komprehensif, khususnya dari aspek kinerja keuangan dan meningkatkan pemasukan dari periklanan.<br />Bila masih belum tercapai juga, langkah paling bijak adalah menambah subsidi.(Koran Sindo Pagi//sjn)<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0